Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Dunia = China Kecuali Indonesia, Benarkah?

Saturday, February 29, 2020 | 09:15 WIB Last Updated 2020-02-29T02:15:36Z


SURABAYA (DutaJatim.com) - Saya membaca artikel dari Imam Shamsi Ali di DutaJatim.com Sabtu 1 Maret 2020 pagi ini sedikit tersenyum. Pasalnya, selain data yang ditampilkan Imam Shamsi Ali, saya juga membaca berita Antara soal serangan Virus Corona atau CONVID-19 yang semakin ganas dan meluas di banyak negara. Bahkan negara yang tingkat keamanannya super canggih pun kebobolan. Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Inggris, dan negara lain, Virus Corona sudah menyerbu ke sana. Perang Dunia ketiga melawan virus iblis itu seakan tak terjadi di Indonesia.

Maka tulisan Imam Shamsi Ali dengan judul Luar Biasa, Indonesia Itu Kebal! di DutaJatim.com terasa satiris dan miris bin ironis. Namun saya memaklumi bila akhirnya memang Pemerintah Indonesia benar-benar berbohong soal realitas CONVID -19 di negeri ini. Mengapa?

Setidaknya ada dua alasan. Pertama, Pemerintah tidak ingin ada kepanikan massal. Selain bahaya virus itu sendiri, bahaya ikutan adalah kepanikan massal tersebut. Apalagi dengan adanya media sosial yang membuat berita tidak bisa dikontrol kebenarannya. 

Hoax menjadi kebenaran yang ditelan mentah-mentah oleh masyarakat. Bisa dibayangkan bila ini terjadi. Pasti dampaknya luas. Istilahnya Pemerintah berbohong demi kebaikan yang lebih besar. Demi masyarakat. Demi negara dan bangsa. Tak masalah bila dihujat.
Kedua, dampak ekonomi juga jadi perhatian. Pemerintah yang sudah bersusah payah membangun infrastruktur pariwisata di sejumlah daerah, misalnya, pasti tidak ingin gigit jari sebab turis asing tidak mau berkunjung ke Indonesia gegara si Corona. Belum lagi investor. Kita tahu, pemerintah sudah bikin aturan yang bahkan terkesan memanja investor agar mau masuk Indonesia, tapi mereka tentu ogah menanamkan modal di negeri ini bila ternyata ada si Corona.


Ini jadi lucu, kita ngebet investor China kok malah yang datang Corona? Gejala apa ini? Atau Corona seperti kasus tenaga kerja asing yang sebelumnya juga bikin heboh negeri ini? Tiba-tiba di sana sini diberitakan ada tenaga kerja asing ilegal asal China.
Mereka malah disebut menduduki posisi penting di perusahaan itu meski bukan tenaga ahli. Tenaga kerja lokal pun memprotesnya.

Tapi pemerintah membantah berita itu. Sama dengan Corona. Pemerintah membantah Corona masuk negeri ini. Pertanyaannya, mengapa Arab Saudi melarang jamaah umrah Indonesia memasuki negara itu dengan alasan mewaspadai Corona?

Lalu apakah pemerintah berbohong? 

Kita memang harus kritis soal ini. Karena itu  patut menjadi perhatian bersama sebab ini menyangkut masyarakat luas. Yang lebih penting lagi, ada atau tidak pengumuman dari Pemerintah soal Corona, kita tetap harus waspada sendiri. Nasihat standar tetap harus disampaikan: jaga kesehatan. Olahraga, banyak minum air putih, pakai masker, dan sebagainya.

Dunia = China


Mengapa kita tetap harus waspada padahal Pemerintah menyebut Indonesia aman dari Corona? Ya, karena kita diberi tahu alam. Kita diberi tahu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Saat ini WHO  meningkatkan kesiagaan level risiko penularan dan risiko dampak dari virus COVID-19 untuk skala global menjadi sangat tinggi. Kondisi itu setara dengan keadaan di China menyusul kasus baru per hari virus di dunia mencapai 1.027.

Membaca berita Antara pagi ini, berdasarkan laporan situasi harian resmi WHO per 28 Februari 2020 yang dikutip di Jakarta, Jumat 28 Februari 2020, total kasus COVID-19 secara global mencapai 83.652 dengan 1.358 penambahan kasus baru.

Sebanyak 331 kasus baru terjadi di China sehingga totalnya menjadi 78.961 kasus dengan 2791 angka kematian (44 kematian baru). Sedangkan kasus terkonfirmasi baru di luar China sebanyak 1.027 kasus menjadi total 4.691 kasus di 51 negara dengan total 67 kematian (10 kematian baru).

Jumlah kasus baru yang dilaporkan di luar China mencapai lebih dari 1.000 adalah untuk pertama kalinya semenjak virus COVID-19 ini diidentifikasi. Sementara penambahan 331 kasus baru di China merupakan yang terendah sejak lebih dari satu bulan yang lalu.

Ini juga kali pertama WHO meningkatkan level kesiagaan atas risiko penularan dan risiko dampak dari COVID-19 untuk skala regional dan skala global menjadi risiko sangat tinggi atau setara dengan level siaga di China selama ini. Sebelumnya, level risiko skala regional dan global adalah risiko tinggi.

Sebanyak lima negara melaporkan kasus COVID-19 pertamanya dalam 24 jam terakhir, yaitu Belarusia, Lithuania, Belanda, Selandia Baru, dan Nigeria.

Di kawasan Pasifik Barat kasus terbanyak terjadi di Korea Selatan (2.337) dengan 571 kasus baru, Jepang (210) dengan 24 kasus baru, Singapura (96) bertambah tiga, Malaysia (24) bertambah dua, Australia (23), Vietnam (16), Filipina (3), Kamboja (1), Selandia Baru (1). Untuk wilayah Asia Tenggara tidak ada penambahan kasus baru yaitu Thailand (40), India (3), Nepal (1), Sri Lanka (1).

Penyebaran di Benua Amerika terjadi di Amerika Serikat (59), Kanada (11) , dan Brasil (1). Wilayah Eropa paling banyak di Italia (650) bertambah 250 kasus, Prancis (38) bertambah 20, Jerman (26) bertambah lima, Spanyol (25) bertambah 13, Inggris (16) bertambah tiga, Swedia (7) bertambah lima, Swis (6) bertambah lima, Austria (4) bertambah dua, Norwegia (4) bertambah tiga, Yunani (3) bertambah dua, Israel (3) bertambah satu, Kroasia (3), Rusia (2), Finlandia (2), Belarusia (1), Lithuania (1), Belanda (1), Belgia (1), Denmark (1), Estonia (1), Georgia (1), Makedonia Utara (1), dan Rumania (1).

Untuk wilayah Timur Tengah paling banyak dilaporkan terjadi di Iran (245) dengan penambahan 141 kasus baru, Kuwait (43), Bahrain (33), Uni Emirat Arab (19) bertambah enam, Irak (7) bertambah satu kasus, Oman (6) bertambah dua, Lebanon (2), Pakistan (2), Afghanistan (1), dan Mesir (1). Untuk wilayah Afrika adalah Aljazair (1), dan Nigeria (1).

Sementara kasus COVID-19 di Kapal Diamond Princess yang berada di perairan Yokohama Jepang kini menjadi 705 kasus. Angka kematian paling banyak di luar China adalah Iran (26), Italia (17), Korea Selatan (13), Jepang (4), Kapal Diamond Princess (4), dan Filipina (1).

Untuk Indonesia, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan belum mengonfirmasi adanya kasus positif Covid-19. Pemerintah saat ini sedang berupaya memulangkan WNI yang berada di Kapal Diamond Princess Jepang setelah sebelumnya telah berhasil membawa 188 kru Kapal Dream World dari Selat Durian.

Tim evakuasi yang merupakan gabungan dari sejumlah instansi dan kementerian telah diberangkatkan ke Jepang menuju Bandara Haneda menggunakan pesawat terbang milik Garuda Indonesia. Tim evakuasi bersama dengan 68 WNI dijadwalkan akan tiba di Tanah Air pada Minggu (1/3). Sebanyak 188 kru Kapal World Dream sudah sampai di Pulau Sebaru Kecil Kepulauan Seribu DKI Jakarta Jumat (28/2) untuk menjalani masa observasi selama 14 hari.

Sebenarnya, Pemerintah sudah banyak melakukan usaha mencegah Corona masuk Indonesia. Jadi, kalau sampai kebobolan, ya wallahu a'lam bissowab. Kepada Allah SWT kita memohon pertolongan agar bangsa dan negara ini terbebas dari Corona. (gas)


Foto: Sebanyak 188 warga negara Indonesia (WNI) awak Kapal Pesiar World Dream tiba di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, sekira pukul 16.00 WIB, Jumat 28 Februari 2020.


No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update