Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Gawat! Tak Ada APD, Mantel Plastik Pun Dipakai Tenaga Medis Corona, Itu Pun Beli Sendiri

Monday, March 30, 2020 | 17:51 WIB Last Updated 2020-03-30T11:43:36Z

JEMBER (DutaJatim.com)  - Selain Tulungagung dan Situbondo, kondisi petugas medis yang menangani wabah Corona di Kabupaten Jember juga memprihatinkan. Padahal, Pemprov Jatim baru saja mengabarkan telah bagi-bagi alat pelindung diri (APD) bagi petugas medis.



Bahkan ironisnya, ketiadaan APD di Jember ini menimpa daerah yang di antara warganya sudah terjangkit corona, yakni di Kecamatan Puger.

Kepala Puskesmas Kasiyan, Kec. Puger, drg. Wiwik Widiyawati, mengatakan petugas medis terpaksa merakit mantel hujan sebagai APD darurat menangani virus covid-19 yang berbahaya.

"Ini inisiatif dari perawat-perawat UGD. Mereka kan perlu alat melindungi diri," kata Wiwik Senin 30 Maret 2020.

Mantel hujan diakuinya bukan standar perlindungan bagi tenaga medis. Hanya berdasarkan keyakinan bahwa bahan plastik tidak langsung tembus cairan.

Merakit mantel sebagai APD dilakukan sejak sepekan ini. Bahkan, pakai uang sendiri untuk membeli mantel plastik itu.

Wiwik mengisahkan, belakangan ada orang yang menyumbang. "Tidak tahu dari mana, dan tidak mau nyebut nama," kata dia menceritakan sang donatur baik hati itu.

Di Puskesmas Kasiyan terdapat sebanyak 38 orang tenaga medis. Mereka masih bekerja kendati ada perasaan was-was akibat keterbatasan APD yang tidak memadai.

Wiwik berharap, pemerintah segera menyediakan APD yang standar bagi keselamatan puluhan tenaga medis di wilayahnya itu.


"Kalau untuk penyemprotan disinfektan sudah disediakan bahan dari Dinkes," tutur Wiwik menyebut sejumlah bahan dan mereknya.

Bupati Jember Faida belum juga mau memberi keterangan terkait ketiadaan APD, meskipun sudah dimintai klarifikasi.

Ketua Satgas Covid-19 Jember Mat Satuki menolak panggilan telepon serta mengabaikan pesan berisi pertanyaan konfirmasi.

Kepala Dinas Kesehatan Jember Dyah Kusworini Indriaswati juga berlaku sama dengan Satuki.

Sedangkan, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Jember Gatot Triyono mengaku masih meminta keterangan dari pihak terkait. "Saya cari info," jawabnya. 


Keduanya sedang dirawat secara intensif di ruang isolasi RSD dr Soebandi, Patrang.

Pasien dalam pengawasan (PDP) berjumlah 11 orang. Sebanyak 5 orang asal Jember, dan 6 orang asal daerah lain.

Kelima orang Jember itu dengan rincian 2 orang telah beralih status positif corona, 1 orang dalam perawatan, dan 2 orang dinyatakan sembuh.

Sementara orang dalam pantauan (ODP) sebanyak 207 jiwa. Kabar baiknya, 40 orang diantaranya telah dinyatakan sehat. 

Hal sama sebelumnya terjadi di Situbondo. Petugas medis di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur belum mendapatkan bantuan alat pelindung diri (APD). Padahal daerah ini telah ditetapkan sebagai zona merah setelah ditemukannya dua orang warga setempat positif terjangkit virus corona (COVID-19).

Informasi yang dihimpun di lapangan, sebagian besar tenaga medis di puskesmas yang tersebar di 17 kecamatan di Situbondo sampai saat ini masih menggunakan APD “darurat” berupa jas hujan yang dimodifikasi.

"Kami mendapat laporan bahwa ada petugas medis di lapangan terpaksa menggunakan APD modifikasi, tentunya itu jelas sangat berbahaya," kata Bupati Situbondo Dadang Wigiarto saat konferensi pers di Ruang Baluran Pemkab Situbondo, seperti dikutip dari Antara, Sabtu, 28 Maret 2020 lalu.

Tulungagung masih beruntung. Hanya saja stok alat perlindungan diri (APD) bagi tenaga medis di RSUD dr. Iskak juga kian menipis. 

Dari perhitungan yang dilakukan oleh internal RSUD dr. Iskak, APD yang ada diperkirakan hanya cukup untuk 10-15 hari ke depan, tergantung jumlah pasien covid-19 yang ditangani.


"Dalam kondisi ini, banyak sekali keterbatasan yang dialami rumah sakit, termasuk RSUD dr Iskak terkait ketersediaan APD. Bahkan, stok yang kami miliki terbilang menipis, hanya bertahan 10 hari," jelas Humas RSUD dr. Iskak, Muhammad Rifa’i, Rabu (25/3/20).

Padahal jumlah pasien suspect covid-19 yang ditangani kian hari kian bertambah. 

Jika tidak menggunakan APD, keselamatan petugas medis yang menangani pasien suspect covid-19 jelas terancam.

APD yang diperlukan seperti masker, baju pelindung atau hazmat, kacamata pelindung, sepatu, kaos tangan dan alat pelindung lainya.


Tapi ini bukan hanya di Jatim. Melainkan juga di daerah lain. Seperti pengakuan tenaga medis ini.
Yang lucu, saat petugas medis pakai jas hujan plastik melawan Corona, ada orang kaya pakai hazmat untuk belanja di supermarket. Seperti dalam video yang diunggah di twitter ini:




(ndc/wis)


Ilustrasi: Tenaga medis pakai jas hujan plastik memeriksa pasien. (liputan6.com)


No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update