Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tingkat Kematian Corona di Indonesia Tertinggi, Gubernur Khofifah: Jangan Panik!

Thursday, March 19, 2020 | 00:08 WIB Last Updated 2020-03-18T17:08:56Z


JAKARTA (DutaJatim.com) - Pemerintah mengumumkan penambahan kasus Corona dan jumlah korban meninggal dunia terus bertambah. Penambahan jumlah korban ini dinilai sangat cepat. Selain itu Pemerintah juga memperpanjang status darurat nasional virus corona sampai 29 Mei 2020.

Itu artinya saat Ramadhan pada April-Mei mendatang umat Islam akan menjalani puasa Ramadhan dan merayakan Lebaran Idul Fitri 1441 Hijriyah dalam suasana yang masih berkabung karena wabah tersebut.

Hingga Rabu (18/3/2020) total sudah 227 kasus pasien positif virus corona di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 19 di antaranya meninggal dunia dan 11 dinyatakan sembuh.

"Data sudah kita upgrade, akumulatif kasus meninggal sampai 18 Maret pukul 12.00 WIB. Total keseluruhan kasus meninggal adalah 19," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan Corona, Achmad Yurianto, melalui video yang disiarkan langsung lewat akun YouTube BNPB Rabu siang. 

Namun sore harinya jumlah ini bertambah lagi sebab di Jawa Tengah yang semula korban meninggal dunia 2 orang kini menjadi tiga orang. Begitu pula di Jatim 1 orang meninggal dunia.

Artinya Indonesia menjadi negara di Asia Tenggara dengan jumlah korban meninggal corona tertinggi dari total 227 kasus positif. Melansir data dari www.worldometers.info/coronavirus/, di urutan kedua setelah Indonesia yaitu Filipina dengan total 202 kasus positif dan 17 orang meninggal. Kemudian Malaysia yang menempati urutan pertama di Asia Tenggara untuk kasus positif namun jumlah korban meninggal hanya 2 orang. Kini Malaysia juga melakukan lockdown.

Kemudian Thailand total 212 kasus dengan korban meninggal 1 orang. Sementara Singapura dengan total 266, Vietnam 68 kasus, Brunei Darussalam 68 kasus, serta Kamboja 35 kasus. Namun keempat negara ini belum ada korban yang meninggal. Sedangkan dua negara ASEAN lainnya, Myanmar dan Laos, tidak ditemukan datanya.

Data jumlah kasus dan kematian terbaru tersebut juga menempatkan tingkat kematian atau case fatality rate (CFR) virus Corona di Indonesia ada di angka 8,37 persen. Bahkan, Indonesia disebut menjadi negara dengan tingkat fatalitas tertinggi mengalahkan Italia dan Iran.

"CFR terbaru cukup mengejutkan. Bila kita bandingkan dengan Italy 7,94% dan Iran 6,1% yang relatif tinggi, Indonesia saat ini ternyata lebih tinggi. Ini warning serius bagi pemerintah untuk melakukan tindakan-tindakan yang luar biasa," kata dr Dirga Sakti Rambe, SpPD, MSc, dari OMNI Hospitals Pulomas, Rabu (18/3/2020).

Hal serupa diungkapkan oleh konsultan kesehatan masyarakat, Nurul Nadia, dari Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI). "Iya saingan sama Italia saat ini," ungkapnya.

Sebagai perbandingan Italia sudah melaporkan 31.506 kasus positif virus corona dengan 2.503 di antaranya meninggal. Iran ada di angka 16.169 kasus dan 968 di antaranya meninggal dunia.

Dengan angka 8,37%, maka Indonesia memiliki tingkat kematian dua kali lipat lebih tinggi ketimbang rata-rata tingkat kematian dunia akibat pandemi ini.
Berdasarkan data yang disajikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dihimpun dari 159 negara hingga Selasa (17/3), pukul 16.00 CET (Waktu Eropa Tengah), rata-rata tingkat kematian akibat COVID-19 di dunia sebesar 4,07%.

Di dunia, ada 184.975 kasus positif COVID-19. Di antara jumlah tersebut, total korban tewasnya mencapai 7.529.
Sumber lain yang jadi rujukan cukup otoritatif, yakni Coronavirus Research Center Johns Hopkins University, menunjukkan angka kasus yang lebih banyak. Pembaruan data terakhir pada Rabu (18/3/2020).

Bila berdasarkan data Johns Hopkins University, rata-rata tingkat kematian dunia masih tetap 4,0%. Total jumlah positif COVID-19 adalah 198.756 kasus, dan total jumlah kematian adalah 7.955 orang.

Jatim Bertambah

Untuk Indonesia, terbanyak di DKI Jakarta 12 orang meninggal dunia dan Jateng 2 orang. Sementara daerah lain masing-masing 1 pasien meninggal, yakni di Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, dan Sumatera Utara. 

"Bali ada 1 meninggal, Banten 1 meninggal, Jabar 1 meninggal, Jatim 1 kasus meninggal, Sumut ada 1 kasus yang meninggal," kata Yuri.

Untuk 1 korban meninggal asal Jatim belum diketahui apakah pasien asal Magetan yang meninggal di RS Solo atau dari RS lain di Jatim? Yang jelas ada satu pasien meninggal asal Kabupaten Malang usai dinyatakan positif terjangkit Covid-19 atau Virus Corona. Hal itu disampaikan  Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, drg.Arbani Mukti Wibowo, Rabu (18/3/2020).

Kata Arbani, satu warga Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, positif terjangkit Corona Virus pada Selasa (17/3/2020) telah meninggal dunia. Pasien meninggal dunia di salah satu rumah sakit di wilayah Kota Malang.

Menurut Arbani, korban sebelumnya terindikasi atau suspect Covid-19. Namun dari hasil tes laboraturium, korban dinyatakan positif terjangkit Covid-19. “Betul, Mas, satu warga Kabupaten Malang telah meninggal dunia, karena terjangkit Covid-19,” ungkap Arbani.

Arbani menjelaskan, dari data yang dimiliki Dinkes sejauh ini, terdapat tiga orang dinyatakan suspect Covid-19, satu orang dari wilayah Kecamatan Dau, yang kemarin meninggal dunia, dan dua orang berasal dari wilayah Kecamatan Singosari, yang kini masih dalam perawatan khusus di salah satu rumah sakit di wilayah Kota Malang.

“Satu warga Kabupaten Malang yang meninggal dunia itu, berdasarkan hasil spesimennya memang terserang Covid-19. Sehingga dengan adanya warga positif Covid-19 yang meninggal dunia, maka kami terus melakukan berbagai upaya dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19 di Kabupaten Malang,” tutur Arbani.

Mantan Direktur RSUD Lawang, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang itu mengaku, dirinya sudah melakukan karantina rumah kepada keluarga, yang salah satu keluarganya meninggal akibat positif Covid-19. Saat ini, pihaknya juga berkoordinasi dengan berbagai pihak yang terkait. Karena dalam penanganan Covid-19 ini, tidak hanya Dinkes Kabupaten Malang saja, namun melibatkan beberapa instansi.

“Meski sudah ada warga Kabupaten Malang positif Covid-19 dan meninggal dunia, diharapkan masyarakat tidak perlu panik. Sebab dalam penanganan virus Corona ini, Bupati Malang sudah menginstruksikan membentuk Tim Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penangnan Covid-19, agar penanganan kasus virus Corona itu bisa ditangani secara cepat dan tepat,” beber Arbani.

Penambahan pasien juga terjadi di Jatim yang kini menjadi 8 orang positif corona alias tambah 2 pasien dari data Selasa malam. Enam pasien dari RS di Surabaya dan  dua pasien baru berada di RS Syaiful Anwar Malang. 

Namun, Pemprov Jawa Timur belum mau membuka peta daerah mana yang menjadi sebaran virus corona.  Gubernur Khofifah Indar Parawansa mengatakan pihaknya tak akan membuka daerah mana yang menjadi sebaran corona. Khofifah tak ingin dengan dibukanya peta penyebaran corona ini, warga di daerah terjangkit menjadi khawatir.

"Kami akan kirim tim untuk monitoring daerah-daerah di Jatim," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (18/3/2020).

Khofifah menampik jika disebut merahasiakan ini dari masyarakat. Karena, pihaknya tetap melakukan tracing dengan menyebar tim dan melakukan pengawasan di daerah tersebut. "Kita sebenarnya tidak merahasiakan hanya tracing," imbuhnya.

Khofifah mengatakan langkah ini diambil agar masyarakat tetap tenang dan tidak panik dalam menghadapi virus corona. Khofifah juga meminta masyarakat tak khawatir menyikapi virus ini. "Saya tidak mau terjadi kekhawatiran, jadi saya minta masyarakat jangan panik," lanjut Khofifah.

Selain itu, Khofifah mengaku di beberapa daerah muncul kekhawatiran pada masyarakat yang mengalami sesak napas hingga flu atau batuk. Sehingga, rumah sakit langsung memberikan rujukan ke RSU dr Soetomo, karena diduga terkena virus Covid-19.

"Hari ini ada pertemuan RS daerah yang menerima pasien sudah ada gejala sesak napas, misalnya, langsung serta merta dirujuk ke Soetomo. Jangan ada kekhawatiran begitu. Jadi jika terkonfirmasi di RS itu, belum apa-apa baru sesak takut positif Covid 19, suasana itu yang saya ingin teman-teman juga menjaga. Nah, kekhawatiran itu mari kita jaga secara psikologi, saya minta tolong teman-teman ikut menjaga suasana. Insya Allah kita melakukan ihtiar semaksimal mungkin," ujar Khofifah.

Hal serupa terjadi di Jateng. Berdasarkan data yang diunggah Pemprov Jateng di https://corona.jatengprov.go.id/, per 18 Maret 2020 pukul 18.00 WIB, terdapat sembilan kasus pasien positif Virus Corona di Jawa Tengah. Rinciannya, enam orang dirawat dan tiga orang meninggal dunia.

Selain itu, ada 68 orang pasien dalam pengawasan (PDP) Virus Corona. Rinciannya, 42 orang masih dirawat, 24 orang pulang dalam kondisi sehat, dan 2 meninggal dunia (non-Corona). Selain itu, ada 1.005 orang dalam pemantauan (ODP) terkait Virus Corona di Jawa Tengah. Belum ada satu pun yang berstatus selesai pemantauan dari angka tersebut.

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengungkap, enam pasien Corona di Jateng terdiri dari dua orang di Semarang, tiga orang di Solo, dan seorang di Magelang.

"Meninggal tadi 1, total meninggal 3 (2 di Solo dan 1 di Semarang)," ujar Ganjar di rumah dinasnya, Semarang, Rabu (18/3/2020)

Kuota Khusus Masker-APD

Sementara itu Gubernur Jatim juga bergerak cepat meminta kuota pembelian khusus ke pabrik untuk memenuhi kebutuhan masker dan baju Alat Perlindungan Diri (APD) selama penanganan corona di wilayahnya. Dia memastikan pabrik-pabrik tersebut masih mampu memenuhi kebutuhan masker dan baju APD di Jatim dan daerah lainnya di tanah air.

Kuota pembelian masker dan APD secara khusus itu salah satunya diminta Khofifah dari PT Jayamas Medica Industri di Jalan A. Yani, Kecamatan Mojoagung, Jombang. Menurut Khofifah, pabrik ini memproduksi masker, baju APD dan hand sanitizer.

"Karena ada beberapa pabrik di Jatim yang memproduksi masker, maka saya akan minta kuota untuk membeli secara khusus paling tidak untuk 14 hari ke depan, terhitung mulai besok," kata Khofifah kepada wartawan usai melihat langsung proses produksi masker, baju APD dan hand sanitizer PT Jayamas, Rabu (18/3/2020).

Khofifah menjelaskan PT Jayamas mempunyai kuota produksi yang cukup besar. Menurut dia, pabrik ini mampu menghasilkan 300.000 masker dan 1.000 baju APD per hari.

Masker dan baju APD sangat penting untuk melindungi para dokter dan paramedis dari virus corona saat merawat pasien di Jatim. Masker juga rencananya akan dibagikan ke para driver ojek untuk mencegah penyebaran virus corona. Oleh sebab itu, pihaknya meminta kuota pembelian secara khusus untuk menjamin kebutuhan di Jatim tercukupi.

"Supaya masyarakat Jatim, terutama dokter, paramedis dan yang memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat bisa tercukupi. Jadi, tidak ada kata kurang," terangnya.

Kapasitas produksi pabrik-pabrik masker, APD dan hand sanitizer di Jatim, kata Khofifah, akan dia laporkan ke pemerintah pusat. Dia berharap sejumlah perusahaan itu juga mampu memenuhi kebutuhan daerah lain di tanah air.

"Karena saudara-saudara kita di berbagai daerah juga butuh, kita juga harus berbagi untuk daerah lain. Perusahaan ini juga akan memenuhi kebutuhan daerah-daerah lain," ujarnya.

Hanya saja, Khofifah belum bisa menyebutkan kuota pembelian masker dan baju APD yang akan dilakukan Pemprov Jatim. "Kuotanya biar dihitung nanti," tegasnya.

Direktur Operasional PT Jayamas Leonard menuturkan, pabriknya mempunyai kapasitas produksi maksimal 1 juta masker per hari. Karena terbatasnya bahan baku saat ini, pihaknya hanya mampu memproduksi 300.000 masker per hari. "Kami distribusi secara nasional," tandasnya.

Sementara satu pasien dalam pengawasan atau PDP kasus Corona Covid-19 meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik, Medan, Sumatera Utara. Pasien tersebut meninggal pada Selasa malam, 17 Maret 2020.

"Pasien meninggal sekitar pukul 20.45 WIB dan sudah dibawa pulang keluarganya," ujar Kepala Dinas Kesehatan Pemprov Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan di Medan, Rabu 18 Maret 2020.

Alwi menjelaskan pasien tersebut memiliki jejak perjalanan ke luar negeri bersama teman-temanya, beberapa waktu lalu. Kolega pasien itu saat ini sedang ditelusuri Dinkes Sumut. "Ada satu kelompok dan sedang kita coba telusuri," jelas Alwi.

Alwi menyebut dari informasi yang diperolehnya, pasien tersebut habis berkunjung dari Yarussalem dan Italia. 
"Sepengetahuan saya, mereka pulang dari Yerusalem lalu singgah ke Italia," jelas Alwi.

Terkait itu, Pemprov Sumut sudah berkoordinasi dengan RSUP Adam Malik, Medan. Alwi mengatakan timnya sudah turun untuk melakukan penelusuran. Hal ini termasuk pengecekan terhadap tempat bekerja pasien.

Diperpanjang

Melihat kondisi itu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memutuskan untuk memperpanjang status keadaan  darurat wabah Covid-19 di Indonesia. Status perpanjangan ini berlaku hingga 91 hari ke depan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana BNPB Agus Wibowo membenarkan hal tersebut.

Perpanjangan status darurat bencana tertera dalam Surat Keputusan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 13.A Tahun 2020. Dalam naskah tersebut, tertulis masa perpanjangan berlaku selama 91 hari, terhitung tanggal 29 Februari hingga 29 Mei 2020.

Kepala BNPB Doni Monardo langsung menandatangani surat tersebut dengan tanggal tertera 29 Februari 2020. Dalam surat keputusan tersebut, disebutkan juga segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibat ditetapkannya surat keputusan ini dibebankan pada dana siap pakai yang ada di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). (det/wis/okz/kdc)


Foto: Gubernur Khofifah  melihat langsung proses produksi masker, baju APD dan hand sanitizer PT Jayamas di Mojoagung, Jombang, Rabu 18 Maret 2020. (detik.com)


No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update