Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Belva Stafsus Jokowi Akhirnya Mundur, Bagaimana dengan Andi Taufan?

Tuesday, April 21, 2020 | 21:58 WIB Last Updated 2020-04-21T14:58:45Z


JAKARTA (DutaJatim.com) - Staf Khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi) Belva Devara akhirnya mengundurkan diri dari jabatannya. Belva mengundurkan diri dari stafsus sejak Rabu (15/4/2020) lalu dengan mengirimkan surat ke Presiden Jokowi. Pengunduran diri Belva ini setelah dia dibanjiri kritikan tajam terkait perusahaannya yang ikut terlibat dalam program Pemerintah sebab dinilai rawan konflik kepentingan. Bahkan rawan pula korupsi.

Selain Belva, stafsus lain, Andi Taufan Garuda Putra, juga dikritik masyarakat.  Kasusnya sama. Perusahaan Andi terlibat proyek pemerintah.


Saat dikonfirmasi Sekretaris Kabinet Pramono Anung membenarkan bila  Belva mengundurkan diri.  Dia juga membenarkan Presiden Jokowi sudah menerima surat pengunduran diri dari Belva tersebut.

"Ya benar, Presiden sudah menerima surat pengunduran diri dari Staf Khusus Presiden, Saudara Adamas Belva Syah Devara," kata Pram  kepada wartawan di Jakarta Selasa (21/4/2020).

Politisi PDIP itu mengatakan bahwa Presiden Jokowi  memahami alasan pengunduran diri Belva. Kepala Negara  hanya ingin anak muda ikut berkontribusi dalam kemajuan Indonesia.


"Sejak awal Bapak Presiden ingin anak-anak muda yang berpotensi seperti Belva untuk bergabung dalam pemerintahan. Tujuannya  agar  bisa berkontribusi dengan gagasan-gagasan inovatif, kreatif, sekaligus memberikan ruang belajar bagi anak-anak muda terkait tata kelola pemerintahan," kata Pramono Anung.

Pendidikan

Belva dinilai memiliki gagasan inovatif. Termasuk perusahaan rintisannya yang bergerak dalam pendidikan. Lalu siapa Belva? 

Mengutip data detik.com, pemilik nama lengkap Adamas Belva Syah Devara ini lahir dari keluarga sederhana di Jakarta pada 30 Mei 1990. Dia  merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.


Belva Devara menempuh pendidikan S1 di Nanyang Technological University, Singapura dengan program gelar ganda, yakni Bisnis dan Ilmu Komputer. Kemudian, pada tahun 2013 dia mengambil gelar Master of Business Administration di Stanford University.


Pada tahun 2014, Belva juga mengambil gelar Master of Public Administration di Harvard University. Semua pendidikan kuliahnya dia dapatkan secara cuma-cuma karena pria ini memperoleh beasiswa penuh dari universitas tersebut.

Karier


Belva Devara di tahun 2011 sempat bekerja menjadi seorang konsultan di perusahaan McKinsey & Company. Kantor ini dikenal sebagai salah satu perusahaan dengan kesulitan wawancara paling tinggi.

Pemilik akun Ig @belvadevara ini diketahui hanya bekerja selama 2 tahun di perusahan tersebut. Ia memutuskan untuk keluar di tahun 2013. Dia mulai merintis usaha sendiri.

Tahun 2016 Belva Devara membangun perusahaan startup bernama Ruangguru bersama sahabatnya Muhammad Iman Usman. Perusahaan tersebut bergerak di bidang pembelajaran via online.


Di tahun 2019, startup ini mendapatkan suntikan dana sebesar US$ 150 juta. Dana tersebut akan digunakan untuk mendukung pengembangan produk dan layanan Ruangguru.

6 Bulan Jadi Stafsus Presiden


Kisah sukses Belva Devara tak berhenti. Ia dipilih oleh Presiden Joko Widodo menjadi staf khusus presiden pada November 2019 lalu bersama enam orang lainnya sebagai perwakilan milenial.

Namun di tanggal 15 April 2020 kemarin, Belva memutuskan untuk mundur. Belva Devara mundur dari jabatannya dengan mengirim surat kepada Presiden Jokowi.

Ia menjelaskan, pilihannya mundur sebagai Staf Khusus Presiden karena tidak ingin berpolemik dengan Ruangguru karena terlibat dalam program pemerintah yakni Kartu Prakerja.


"Saya mengambil keputusan yang berat ini karena saya tidak ingin membuat polemik mengenai asumsi atau persepsi publik yang bervariasi tentang posisi saya sebagai Staf Khusus Presiden menjadi berkepanjangan, yang dapat mengakibatkan terpecahnya konsentrasi Bapak Presiden dan seluruh jajaran pemerintahan dalam menghadapi masalah pandemi COVID-19," katanya.

Seperti  telah dijelaskan oleh Kementerian Koordinator Perekonomian dan Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja (PMO), kata dia, proses verifikasi semua mitra Kartu Prakerja sudah berjalan sesuai aturan yang berlaku, dan tidak ada keterlibatan yang memunculkan konflik kepentingan. 

"Pemilihan pun dilakukan langsung oleh peserta pemegang Kartu Prakerja," katanya.

Andi dan Billy


Bukan hanya Belva. Ada lagi Stafsus yang jadi sorotan. Dia adalah Andi Taufan Garuda Putra dan dan Billy Mambrasar.

Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Sandiaga Uno menyarankan para stafsus tersebut meminta maaf.

Sandi menilai permohonan maaf itu bertujuan membantu pemerintah menjaga kepercayaan masyarakat.

"Kita juga sama-sama saling mengkoreksi tidak perlu terlalu saling menjatuhkan. Kita lalui fase ini dengan tentunya jika perlu permohonan maaf dan memastikan untuk ke depan tidak dilakukan hal-hal yang serupa dengan ada langkah mitigasi," kata Sandi seperti dikutip dari kumparan, Selasa 21 April 2020.

Ia mengaku memahami niat baik dari staf milenial Jokowi. Sandi juga menyakini yang dilakukan stafsus milenial juga untuk turut serta membangun bangsa.


"Teman-teman milenial tentunya sangat inovatif dan memiliki semangat untuk memperbaiki bangsa negara. Mari kita sama-sama menjaga trust level yang tinggi kepada kebijakan pemerintah," ucapnya. 

Seperti diberitakan Andi Taufan terkait suratnya yang ditujukan kepada seluruh Camat di Indonesia. Isi suratnya soal komitmen PT Amartha Mikro Fintek dalam program Relawan Desa Lawan COVID-19 dan meminta kerja sama dukungan para camat.

Konflik kepentingan muncul lantaran Andi Taufan masih tercatat sebagai CEO Amartha. Sementara itu, Billy menuai kontroversi karena biodata LinkedIn-nya sempat menuliskan posisinya sebagai stafsus Jokowi setara dengan menteri.
(hud/det)



No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update