Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Di Balik Anarko: Ingin Dunia Baru Tanpa Pemerintahan, Curi Helm Dulu…

Thursday, April 16, 2020 | 07:03 WIB Last Updated 2020-04-16T00:03:52Z
                     
                     Pius Laut Labungan 


Kelompok Anarko menjadi pembicaraan publik setelah polisi menduga mereka merencanakan kerusuhan di tengah wabah COVID-19. Tapi orang yang mengklaim sebagai ketuanya sudah ditangkap oleh polisi.




SEORANG pria bertelanjang dada duduk menghadap arah kamera. Ciri fisiknya, berbadan kurus, berambut mohak. Yang paling mencolok adalah badan di bagian tubuh depan terdapat tato berlambang A atau Anarchy. Pria ini tampil dalam sebuah rekaman video yang beredar luas di media sosial.

Pria itu memperkenalkan namanya sebagai Pius. Dia mengklaim dirinya sebagai ketua Anarko Sindikalis Indonesia. "Nama saya Pius Laut Labungan tempat lahir Ambon 7 Juni 1995. Saya adalah A1, saya Ketua Anarko Sindikalis Indonesia dengan tujuan tatanan dunia baru tanpa pemerintahan," kata Pius seperti  dikutip dari video itu, Rabu (15/4/2020).

Pius mengaku memilki kaki tangan yang diberitugas mencari penyokong dana sampai mendoktrin orang-orang untuk mau jadi pengikutnya.  "Saya punya A1 adalah saya. Saya punya A2 bernama Johan yang bertugas dalam pencarian dana. Saya punya A3 Andreas Tagala yang bertugas sebagai koordinator lapangan. A4 Siamanaloho, yang bertugas sebagai pemberi doktrin" ujar Pius.

Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Jerry Siagian menjelaskan, Pius adalah salah satu tahanan Polda Metro Jaya. Pelaku terlibat dalam kasus pencurian helm milik seorang polisi lalu lintas di kawasan Semanggi, Jakarta pada Minggu 12 April 2020 lalu.

"(Pelaku) Pencurian helm Polantas, TKP (Tempat Kejadian Perkara) Semanggi. Ditangkapnya hari Minggu," kata dia saat dikonfirmasi awak media, Rabu (15/4/2020).

Jerry mengaku sedang mendalami keterkaitan Pius dengan kelompok Anarko Sindikalis Indonesia. Menurut dia, Pius mengaku sebagai anggota dari kelompok Anarko Syndicalism yang sedang menjalani pemeriksaan polisi. Bahkan dia mengklaim sebagai Ketua Anarko Sindikalis Indonesia. "Ternyata pengakuan dia Anarcho. Pengakuan pelaku tengah diusut bagian Subdit Kamneg Ditreskrimum Polda Metro Jaya," ujar dia.

Anarko juga menjadi perhatian TNI dan DPR. Dalam rapat kerja bersama dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Rabu 15 April 2020, anggota Komisi I DPR RI, Dave Laksono sempat menyinggung peran TNI untuk turut menjamin keamanan dan ketertiban selama darurat penyebaran corona atau Covid-19.

Menurut Dave, dalam kondisi seperti saat ini ada oknum yang sengaja ingin membuat kekacauan seperti salah satunya kelompok anarko. Dave menanyakan sejauh mana kesiapan TNI mampu mengantisipasi adanya kekacauan yang terorganisir sehingga mengancam keamanan negara. Jangan sampai kegaduhan massal terjadi di Tanah Air.

"Melihat perkembangan Covid-19 ini, dan ada juga niatan dari sekelompok masyarakat yang ingin membuat kekacauan seperti Anarko dan lain-lain. Dari pihak TNI ini sudah melakukan tindakan apa untuk melakukan antisipasi sebelum hal-hal yang membuat kegaduhan massal terjadi. Apakah TNI sudah memiliki kontigensi plan untuk menakar hal-hal ini," kata Dave, Rabu 15 April 2020.

Hadi kemudian menjawab apa yang ditanyakan oleh Dave. Namun, karena ada sejumlah pertimbangan, Hadi mengaku tak bisa berbicara banyak soal Anarko. Pria yang pernah menjabat KSAU itu juga memastikan TNI-Polri bakal terus bekerja sama demi memastikan keamanan dan ketertiban masyarakat selama periode penyebaran Covid-19. 


"Terkait dengan pelanggaran yang baru saja kita dengar bersama adalah Anarko, tidak terlalu saya buka di sini," ujar Hadi.

Meski irit bicara, Hadi mengatakan akan terus memonitor perkembangan situasi kondisi keamanan yang ada. "Namun dari aparat TNI sudah bekerja sama dengan Polri untuk memitigasi kejadian tersebut dan pelakunya juga semuanya sudah ditangani oleh kepolisian. TNI terus monitor untuk membantu menertibkan masyarakat dan penegakan hukum," ujarnya.

Sebelumnya lima orang dicokok buntut membuat keonaran di masyarakat di tengah wabah virus Corona atau covid-19. Kelimanya adalah MRR (21 tahun), AAM (18), RIAP (18 tahun), RJ (19 tahun), dan MRH.

Keonaran itu dengan cara menyebarkan berita bohong yang dapat menimbulkan keonaran, di kalangan masyarakat atau menghasut supaya melakukan tindak pidana. Kelimanya berbuat vandalisme dengan membuat tulisan yang salah satunya berisi kalimat 'Sudah Krisis, Saatnya Membakar'. Aksi vandalisme ini dilakukan di beberapa titik di wilayah Tangerang Kota, Kamis, 9 April 2020.

"Mereka dari kelompok anarko. Jadi, mereka ditangkap mendasari aktivitas mereka yang melakukan upaya vandalisme di wilayah Tangerang Kota. Adapun tulisan yang mereka semprotkan dengan menggunakan pilox adalah 'kill the rich atau 'bunuh orang-orang kaya', 'sudah krisis, saatnya membakar', 'mau mati konyol atau melawan'. Jadi, ini tulisan yang nereka buat," kata Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Nana Sujana, Sabtu, 11 April 2020. (vvn/ wis)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update