Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Amplop Kejujuran, Tradisi New Normal Lebaran di Tengah Pandemi Covid-19

Monday, May 25, 2020 | 14:56 WIB Last Updated 2020-05-29T06:34:46Z


SIDOARJO (DutaJatim.com) - Ada-ada saja yang dilakukan warga yang satu ini menyambut new normal Lebaran Idul Fitri 1441 H. Di pagar depan rumahnya ditempeli beberapa amplop berisi uang pecahan baru.

Di situ ditulisi pengumuman: "Pagar Kejujuran. Satu Orang Satu Amplop". Warga pun cepat menangkap maksudnya. Amplop identik berisi uang.

Kata si pemilik rumah, Trisnadi, siapa pun boleh mengambilnya. Tetapi per orang satu amplop. Menurutnya, tradisi ini sudah biasa dia lakukan. Namun, caranya kali ini berbeda, karena pandemi Covid-19.

Dia ingin mendukung imbauan Pemerintah agar tidak unjung-unjung dan bersentuhan di kala wabah masih mengganas ini.  Imbauan jaga jarak dan social distancing dia jawab memakai cara itu. Ada anak yang ingin bermaafan, cukup ambil satu amplop di pagar dan pemilik rumah dari dalam sudah menjawabnya dengan "minal aizin wal faizin mohon maaf lahir dan batin".

Silaturahim tetap terjaga, tanpa kerumunan warga dan tanpa bersinggungan salaman tangan, demi mencegah penularan virus. 

"Saya berharap semua anak-anak dan semua warga kampung ini selamat dan sehat dari serangan virus Covid ganas ini," tukasnya.

Tanpa disadari metode unik yang baru dijelmakan tahun ini, juga menambah nilai menanamkan kejujuran di kalangan anak-anak. Bukan tidak mungkin ada saja yang mengambil dua. Tapi ketika ditulisi satu amplop satu orang pagar kejujuran memaksa mereka tergerak jujur.

Tradisi ini memecah kebekuan bagaimana melakukan silaturahim di kala pandemi Covid yang kian mengganas.  Ada suasana Idul Fitri yang harus dipertahankan. Terutama bagaimana menuliskan cerita hidup di kalangan anak anak yang akan berkesan hingga mereka dewasa nanti. 

Dan memang kebahagiaan yang paling nampak kala Idul Fitri adalah kalangan anak anak. Mereka biasanya memanfaatkan libur lebaran Idul Fitri, unjung unjung ke beberapa tempat. Uang hasil unjung unjung dikumpulkan untuk uang saku sekolah nantinya.

Trisnadi mengaku ingin tetap mempertahankan tradisi silaturrahim saat lebaran Idul Fitri, meski ada pandemi Covid.  Tradisi unjung unjung sekarang model lain karena ada wabah pandemi Covid. Tradisi itu kuat dipegang masyarakat Indonesia termasuk di Waru, Sidoarjo, kampungnya. 

Dia juga senang karena bisa berbagi rezeki kepada anak anak kampungnya, walau sekadar uang pecahan kecil. Tetapi maknanya Idul Fitri tetap berbeda dibanding hari biasa. 

"Kesannya berbeda, selain uang baru juga nuansa Idul Fitri sangat asik," ujarnya, saat memeriksa amplop yang masih tersisa.

Tradisi unjung unjung, silaturahim, atau halal bi halal di kampung tak pernah  bergeser. Ada saja cara yang bisa dilakukan. 

Baik lewat Video Call WhatsApp, zoom, hingga Pagar Kejujuran ala Trisnadi. Perjuangan puasa sebulan menahan amarah dan segala nafsu di saat Ramadhan, begitu tiba Idul Fitri terasa lebih nikmat. 

Suasana batin umat Islam itulah yang tidak akan pernah tergantikan oleh suasana apa pun. Di kala pandemi Covid, tradisi silaturrahim halal bi halal dan unjung unjung masih bisa dilakukan dengan posisi jaga jarak, bermasker, tidak berkerumun, demi memutus mata rantai Virus Covid yang mengganas belakangan ini. (ima/ndc)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update