Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Jamur Enoki Masih Dijual di Pasar, Awas Kena Listeriosis!

Saturday, June 27, 2020 | 18:39 WIB Last Updated 2020-06-27T11:39:02Z



SIDOARJO (DutaJatim.com)  - Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) meminta pelaku usaha (importir) menarik lalu memusnahkan jamur enoki yang beredar di Indonesia. Namun jamur dari Korea Selatan tersebut masih beredar di sejumlah daerah termasuk di Sidoarjo. Sampai Jumat (26/6/2020) kemarin, jamur enoki masih dijual di Pasar Baru Porong, Sidoarjo.

“Sebagian warga tidak tahu kabar itu. Termasuk para pedagang. Jadi, sebaiknya petugas dari pemerintah yang proaktif menarik barang dagangan itu,” kata Sulastri, warga Wonoayu Sidoarjo, yang setiap hari kulakan sayuran di Pasar Porong, Sabtu 27 Juni 2020. “Tapi saya tidak kulakan jamur enoki lagi,” tambahnya.

Dia mengatakan, para pedagang belum mengetahui bahwa jamur tersebut menyebabkan penyakit listeriosis. Mereka juga tidak tahu bahwa  jamur tersebut harus ditarik dan dimusnahkan.

Salah seorang pedagang di Pasar Baru Porong, Tutik (53), mengaku mendapatkan jamur impor tersebut dari agen pedagang buah-buahan. Setiap boks yang dia beli berisi 50 bungkus jamur enoki dengan harga Rp 230 ribu.

"Jamur ini masih banyak pembelinya. Kami sendiri tidak mengetahui bahwa jamur tersebut dilarang beredar. Kami dapat dari agen pedagang buah-buahan dengan harga satu boks Rp 230 ribu berisi 50 pieces. Kemudian saya jual tiap pieces dengan berat 1 ons seharga Rp 6 ribu," kata Tutik.

Pedagang lain, Mariyati (52) juga mengaku berjualan jamur enoki setiap hari. Selain mudah didapat, banyak pembeli yang mencarinya.  "Saya masih menjual tapi tidak terlalu banyak. Karena setiap hari masih banyak pembeli yang mencari," katanya.

Seorang warga Porong, Nina (54) mengaku kerap membeli jamur enoki setiap belanja ke pasar. Menurutnya, jamur itu kesukaan anaknya. Jadi setiap ke pasar dia membeli tiga pieces jamur enoki.

"Harganya murah, apalagi setelah jadi masakan dicampur dengan jamur lokal rasanya enak sekali. Saya tidak mengetahui kalau jamur itu ada penyakitnya. Saya sudah membeli, tapi sekarang tidak saya masak," kata Nina.

Penyakit Listeriosis

Sebelumnya diberitakan, BKP Kementan meminta pelaku usaha (importir) untuk menarik dan memusnahkan jamur enoki yang beredar di Indonesia. Jamur yang diimpor dari Korea Selatan itu terkontaminasi bakteri Listeria monocytogenes dan dapat menyebabkan penyakit listeriosis.

Berdasarkan pernyataan resmi Kepala BKP Kementan Agung Hendriadi, penarikan dan pemusnahan ini dilakukan berdasarkan peringatan dari International Food Safety Authority Network (INFOSAN) yang merupakan jaringan otoritas keamanan pangan internasional di bawah FAO/WHO melalui Indonesia Rapid Alert System for Food and Feed (INRASFF) nomor IN.DS.2020.09.02 pada tanggal 15 April 2020 lalu.

Dalam peringatan tersebut, Indonesia mendapatkan kabar atas Kejadian Luar Biasa (KLB) pada Bulan Maret-April 2020 di Amerika Serikat, Kanada, dan Australia yakni akibat dari mengkonsumsi jamur enoki asal Korsel yang tercemar bakteri Listeria monocytogenes. Bakteri tersebut menyebabkan penyakit listeriosis yang mempunyai konsekuensi sakit hingga meninggal dunia, utamanya pada golongan rentan, balita, ibu hamil dan manula.

“Mestinya segera ditarik kalau sudah diketahui berbahaya. Maksud saya, jangan menunggu ada jatuh korban. Sebab masyarakat sudag resah penyakit Corona sekarang harus menghadapi penyakit baru asal Korsel. Saya heran, mengapa barang dari Korsel banyak yang suka? Apa ini imbas dari anak-anak suka K-Pop? Yang pasti, Pemerintah harus memberi tahu apa bahaya jamur enoki dan apa pula bakteri Listeria monocytogenes itu,”  kata Sulastri. (det/nas)  

×
Berita Terbaru Update