Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Unair Bersama BIN Temukan Obat Corona

Friday, June 12, 2020 | 22:06 WIB Last Updated 2020-06-12T15:06:17Z


SURABAYA (DutaJatim.com) - Tim peneliti Universitas Airlangga (Unair) Surabaya akhirnya menemukan obat anti-Covid-19 setelah melakukan riset. Temuan itu berupa lima kombinasi regimen obat yang berasal dari obat-obat yang sudah beredar di pasaran dan berpotensi menjadi obat bagi pasien Covid-19.

Unair mendapat dukungan dari Badan Inteligen Nasional (BIN) RI dan sejumlah pihak melakukan riset obat Corona ini hingga membuahkan hasil. Untuk  itu pada Jumat (12/6/2020) siang hasil temuan itu diumumkan di Jakarta dipimpin langsung oleh Kolonel Drs. Bambang Sunarwibowo, S.H., M.Hum. 

Ketua Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Universitas Airlangga, Dr. dr. Purwati, SpPD, K-PTI FINASIM mengatakan obat itu terdiri dari:

1. Lopinavir/ritonavir dengan azithromicyne
2. Lopinavir/ritonavir dengan doxycyline
3. Lopinavir/ritonavir dengan chlaritromycine
4. Hydroxychloroquine dengan azithromicyne
5. Hydroxychloroquine dengan doxycycline

Regimen kombinasi obat Corona tersebut dijelaskan dr. Purwati tidak untuk diperjualbelikan secara bebas. “Belum diperjualbelikan. Ini kolaborasi antara UNAIR, BNPB, dan juga Badan Intelijen Negara,” kata dr Purwati.

Kombinasi regimen obat tersebut memiliki potensi dan efektifitas cukup bagus terhadap daya bunuh virus. Dosis masing-masing obat dalam kombinasi tersebut yaitu 1/5 dan 1/3 lebih kecil dibandingkan dosis tunggalnya sehingga mengurangi efek toksik dari obat tersebut bila diberikan sebagai obat tunggal.

“Kini sudah ada ratusan obat yang sudah diproduksi dan akan disebarkan kepada rumah sakit yang membutuhkan,”katanya.

Potensi Stem Cell

Selain regimen kombinasi obat yang ditemukan tim Unair, sejumlah peneliti UNAIR menemukan potensi dalam penelitian stem cell. Dr. Purwati juga menemukan dua formula yaitu Haematopotic Stem Cells (HSCs) dan Natural Killer (NK) cells.

“Dari hasil uji tantang HSCs ditemukan bahwa setelah 24 jam virus SARS CoV2 isolat Indonesia sudah dapat dieliminasi oleh stem cells tersebut. Sedangkan hasil uji tantang NK cells terhadap virus, setelah 72 jam didapatkan sebagian virus dapat diinaktivasi oleh NK cells tersebut,” tuturnya.

Dengan demikian keduanya memiliki potensi dan efektifitas yang cukup bagus sebagai pencegahan maupun pengobatan virus SARS CoV 2. Menurutnya, kedua pengobatan alternatif itu bisa menjadi rekomendasi bagi para dokter, industri obat dan masyarakat dalam menangani Covid-19 secara cepat.

Sementara itu dalam waktu yang bersamaan, dari Gedung Management Kampus C UNAIR, Rektor UNAIR Prof. Dr. H. Mohammad Nasih, MT., SE., Ak, CMA juga memberikan penjelasan atas keberhasilan yang dilakukan oleh tim peneliti UNAIR. Di hadapan awak media Prof Nasih mengatakan bahwa UNAIR akan terus mendukung segala usaha untuk mempercepat penanganan Covid-19 di Indonesia. Hal itu merupakan bentuk ikhtiar yang dilakukan dalam bentuk pengabdian kepada bangsa dan negara.

“Kami akan mendukung penuh penelitian UNAIR terkait percepatan Covid-19 ini. Semoga ini menjadi langkah baik bagi riset Indonesia dengan untuk membuktikan penelitiannya dalam waktu singkat. Artinya Indonesia mampu jika kita semua bersatu dan melakukan ini bersama-sama,” katanya. (uai)
×
Berita Terbaru Update