Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Jokowi di Forum Rektor: Kuliah Daring Jadi Next Normal

Saturday, July 4, 2020 | 14:02 WIB Last Updated 2020-07-04T09:10:14Z


JAKARTA (DutaJatim.com)  - Sekolah dan kuliah daring tampaknya akan menjadi bagian dari new and next normal. Artinya, akan diberlakukan selamanya. Bila ternyata hasilnya positif bagi dunia pendidikan, itulah salah satu hikmah dari wabah Covid-19. Ya, itulah ketika manusia dipaksa untuk berubah. Dengan inovasi yang diciptakannya sendiri.

Saat membuka konferensi virtual Forum Rektor Indonesia yang disiarkan di saluran YouTube Sekretariat Presiden Sabtu 4 Juli 2020 siang, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, bahwa pandemi virus Corona (COVID-19) telah memaksa masyarakat, termasuk sivitas akademika, melakukan cara-cara baru dalam menuntut ilmu. Jokowi mencontohkan metode kuliah daring alias online yang kini telah berkembang.

"Kuliah daring, yang selama ini sangat lamban dijalankan, sekarang sangat-sangat berkembang. Kuliah daring telah menjadi new normal dan bahkan menjadi next normal dan saya yakin akan tumbuh normalitas-normalitas baru yang lebih inovatif dan lebih produktif,"  kata Jokowi. Forum itu diikuti seluruh rektor se-Indonesia. Jokowi pun meyakini bahwa Forum Rektor Indonesia memiliki peran besar terkait fenomena kuliah daring

Dalam pidatonya, Jokowi mendorong Indonesia menjadi negara berpenghasilan tinggi. Namun tentunya ini perlu cara yang tidak biasa-biasa saja.


"Kita harus berubah. Kita harus mengembangkan cara-cara baru, mengembangkan strategi baru yang smart shortcut, yang out of the box," kata Presiden.

Di sisi lain, kepala negara memahami kompleksnya dunia pendidikan tinggi. Ada yang sudah berkembang dan maju, tetapi ada juga yang memiliki fasilitas kurang memadai.

"Saya paham bahwa permasalahan pendidikan tinggi sangat kompleks, saya paham. Saya paham ada ribuan anggota Forum Rektor Indonesia dengan kemampuan yang bervariasi. Ada yang sudah berkompetisi di dunia, tetapi masih ada yang berjuang dengan kekurangan dosen yang perpustakaannya tidak layak, yang ruang kelasnya tidak memadai. Saya paham," ujarnya.

Pidato Lengkap

Banyak pesan disampaikan Jokowi kepada para rektor. Berikut ini isi pidato arahan lengkap Jokowi soal kenormalan baru di perguruan tinggi untuk mencapai cita-cita Indonesia:

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh 

Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semuanya, namo buddhaya, salam kebajikan. 

Yang saya hormati para menteri kabinet Indonesia Maju. Yang saya hormati DPR yang hadir. Yang saya hormati Forum Rektor 2019 Prof. Dr. Yos Johan Utama. Yang saya hormati Rektor ITB, Ketua Forum Rektor terpilih Indonesia 2020, Prof. Dr. Arif Satria. Yang saya hormati perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta dari seluruh Indonesia, yang saya hormati Gubernur Jawa Barat dan undangan yang berbahagia. 

Bapak-Ibu yang saya hormati,

Dalam laporan Bank Dunia yang diumumkan tanggal 1 Juli 2020 yang lalu, gross national income per kapita Indonesia naik dari sebelumnya USD 3.840 menjadi USD 4.050. Dengan demikian, posisi gross national income Indonesia naik dari lower middle income menjadi upper middle income country. Capaian ini patut kita syukuri bahwa kita berjalan ke arah yang benar. Bahwa kita harus melangkah maju ke negara berpenghasilan tinggi dengan mengedepankan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 

Bapak-Ibu yang saya hormati,

Menjadi negara berpenghasilan tinggi bukanlah hal yang mudah. Banyak negara dunia ketiga yang sudah puluhan tahun, bahkan mendekati satu abad, hanya berhenti menjadi negara berpenghasilan menengah. Artinya, mereka terjebak pada middle income trap. Itulah yang tidak kita inginkan, pertanyaannya apakah kita punya peluang untuk keluar dari middle income trap? 


Saya jawab tegas, kita punya potensi besar. Kita punya peluang besar untuk melewati middle income trap, kita punya peluang besar untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi. Tetapi semua itu butuh prasyarat kita butuh infrastruktur yang efisien, kita butuh cara kerja yang cepat kompetitif dan berorientasi pada hasil. Ini yang terus kita upayakan. 

Dan kita butuh SDM yang unggul, produktif dan kompetitif. Di sinilah, posisi strategisnya perguruan tinggi. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mencetak generasi yang produktif dan kompetitif, yang selalu berjuang untuk kemanusiaan dan kemajuan Indonesia. 

Bapak-Ibu yang saya hormati,

Perlu saya tegaskan bahwa tugas mulia tersebut tidak bisa dikerjakan dengan cara biasa-biasa saja. Kesempatan kita sangat sempit. Tidak bisa hanya dilakukan dengan rutinitas saja, tidak bisa hanya dengan cara biasa-biasa saja, apalagi hanya disibukkan dengan administrasi saja. Kita harus berubah, kita harus mengembangkan cara-cara baru, mengembangkan strategi baru. yang semakin shortcut dan out of the box. Saya paham bahwa permasalahan PT sangatlah kompleks, saya paham. Saya paham ada ribuan Forum Rektor Indonesia (FRI) dengan kemampuan yang bervariasi. Ada yang sudah berkompetisi di kelas dunia. Tapi ada yang berjuang dengan kekurangan dosen, yang perpustakaannya tidak layak, yang ruang kelasnya tidak memadai. Saya paham. 

Justru karena itulah kita harus mengembangkan cara-cara yang luar biasa. Pandemi COVID-19 telah memberikan pelajaran buat kita. Krisis telah memaksa kita untuk memakai cara-cara baru, membangun norma-norma baru. Membangun standar kebaikan dan kepantasan yang baru.

Kuliah daring, yang tadinya sangat lambat dijalankan, sekarang sangat-sangat berkembang cepat. Kuliah daring telah menjadi new normal, bahkan menjadi next normal. Dan saya yakin akan tumbuh normalitas-normalitas baru yang lebih inovatif, produktif. 


Bapak-Ibu yang saya hormati, saya yakin FRI berperan besar. Oleh karena itu, saya berpesan untuk beberapa hal. 

Yang pertama, saya mengajak FRI, jangan hanya jadi forum komunikasi. FRI harus dikemas menjadi forum saling peduli, forum saling berbagi. Yaitu yang mampu membantu yang tidak mampu, dan yang punya membantu yang tidak punya. Berbagi pengaman secara daring. Berbagi kurikulum dan silabus. Berbagi koleksi perpustakaan secara daring. Berbagi dosen dan perkuliahan secara daring, untuk maju bersama. Untuk memajukan seluruh mahasiswa di seluruh Indonesia. Ini saya menyakini bisa dilakukan oleh FRI. 

Kedua, saya mengajak para rektor dan FRI untuk mengajak mahasiswa agar bisa belajar kepada siapa saja. Sekali lagi bisa belajar kepada siapa saja. Mahasiswa tidak hanya bisa belajar kepada dosen. Tetapi mahasiswa juga belajar kepada pelaku industri, wirausahawan, praktisi pemerintahan, praktisi hukum dan kepada pelaku bidang lapangan lainnya. Agar mahasiswa bisa menangkap perubahan dunia, perubahan yang dinamis. Yang dipicu oleh disrupsi dan hiperkompetisi.

Di era disrupsi dan hiperkompetisi dunia berubah sangat cepat, banyak hal yang belum dibukukan, sudah berubah di lapangan. Banyak karakter kerja yang tidak bisa ditangkap hanya melalui membaca. Tetapi harus melalui, mengalami pengalaman nyata. Itulah pentingnya memerdekakan mahasiswa agar bisa belajar kepada siapa saja. 

Ketiga, saya mengajak perguruan tinggi lebih aktif bekerjasama dengan industri. Termasuk dengan industri kawasan terdekat. Jika ada kawasan industri terdekat, ajak segera bekerjasama. Buka fakultas, atau program studi di kawasan industri itu, yang karakter keilmuannya dengan industri tersebut. Kerjasama dengan industri bukan hanya untuk memberikan pengalaman kerja kepada mahasiswa. Tetapi perguruan tinggi negeri juga bisa bekerja sama untuk penelitian dan pengembangan teknologi, untuk research dan development untuk industri dan sekaligus pengembangan ilmu murni. 

Terakhir, yang kini yang terpenting. Perguruan tinggi harus memberikan perhatian besar kepada kesehatan fisik dan kesehatan mental mahasiswa. Membangun karakter mahasiswanya yang hati dan pikirannya merah putih untuk Indonesia. Yang berakhlak mulia, yang bermental baja dan memegang teguh Pancasila. 

Suasana yang kampus harus memperkokoh rasa kebangsaan. Menghargai kebinekaan dalam persaudaraan dan persatuan, berintegritas tinggi dan antikorupsi. Serta penuh toleransi dan menghargai demokrasi. 

Bapak-Ibu adalah orang tua mereka, yang bertanggung jawab terhadap masa depan mereka dan sekaligus masa depan Indonesia. 

Bapak-Ibu yang saya hormati, semua itu harus kita lakukan dengan cepat, dengan sangat segera. Mari kita manfaatkan puncak bonus demografi ini untuk mencetak generasi muda yang unggul, untuk membangun Indonesia maju. Satu abad republik Indonesia sudah dekat di 2045 nanti. Tinggal 25 tahun lagi. Mari kita cetak sejarah, mari kita buktikan bahwa kita tidak akan terjebak pada middle income trap. Mari kita buktikan bahwa di tahun 2045 nanti Indonesia mampu menjadi negara berpenghasilan tinggi yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 

Saya kira itu yang bisa saya sampaikan. Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, Konferensi Forum Rektor Indonesia 2020 saya nyatakan dibuka. 

Terima kasih 
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh 
Om shanti om, namo buddhaya.

×
Berita Terbaru Update