Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Perih Keamanan di Kota New York

Wednesday, July 8, 2020 | 20:53 WIB Last Updated 2020-07-08T13:53:38Z



Oleh Imam Shamsi Ali*

BERHUBUNG karena banyaknya yang bertanya, juga berita yang tampaknya terlalu didramatisir secara berlebihan tentang kota New York, maka saya sampaikan sebagai berikut:

1. Sejak merebaknya demo besar-besaran di beberapa kota Amerika pasca pembunuhan George Floyd di Minnesota, kota New York juga mengalami gelombang demo besar-besaran. Di saat terjadi demo itu ada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab melakukan kekerasan, termasuk penjarahan.


2. Karena tekanan warga untuk sebuah perubahan mendasar dalam tubuh Kepolisian yang dianggap selama ini sering melakukan kekerasan kepada warga minoritas, khususnya warga hitam, maka Walikota memutuskan untuk memotong “budget” (anggaran) Kepolisian yang cukup signifikan untuk diberikan kepada kegiatan kemasyarakatan untuk pembinaan kaum remaja/muda. 


3. Pemotongan anggaran di Kepolisian ini disetujui oleh Kepala Kepolisian dan diputuskan melalui resolusi DPRD New York. Pemotongan sebenarnya juga merupakan dampak dari dana pemerintahan pusat (federal) yang tak kunjung turun akibat krisis keuangan nasional. 


4. Pemotongan anggaran ini tentu sedikit banyaknya berpengaruh kepada kinerja kepolisian. Apalagi memang Asosiasi Kepolisian (Police Benevolent Association) menetang pengurangan anggaran itu. Sehingga terjadi ancaman beberapa anggota Kepolisian untuk keluar dari NYPD.

Pengamatan saya meningkatnya kejahatan di kota New York (dan beberapa kota lainnya) dalam beberapa hari terakhir disebabkan minimal tiga hal:

1. Ada pihak-pihak yang mengail di air keruh. Maklum Walikota New York adalah salah seorang Walikota yang paling tampak berseberangan menentang kebijakan Presiden Donald Trump yang dianggap kurang bersahabat dengan rakyat kecil. Salah satu di antaranya adalah menjadikan kota New York sebagai sanctuary city atau kota yang melindungi warga yang tidak memilki Izin tinggal. 


2. Kemungkinan saja meningkatnya kejahatan ini memang direncanakan (by design) untuk mengembalikan posisi Kepolisian yang mulai dianggap kurang terhormat (less respected). Kecurigaan ini tertuju kepada organisasi kepolisian (Police Benevolent Association) yang sengaja membuat kasus-kasus agar dana Kepolisian dikembalikan seperti semula. 


3. Kecurigaan lainnya adalah bahwa memang dengan tekanan kepada Kepolisian, termasuk pemotongan anggaran, dilihat sebagai kesempatan bagi kriminal-kriminal untuk melakukan aksi. Dengan kata lain, semua itu murni kejahatan karena melemahnya Kepolisian.

Apapun itu saya berharap semua warga, khususnya warga Indonesia, untuk selalu waspada. Kota New York dan kota-kota lain di Amerika memang setiap memasuki musim politik ada tensi. Apalagi musim politik kali ini diwarnai insiden rasial yang cukup parah. 

Namun demikian, saya juga berharap kiranya jangan terlalu mendramatisir berita yang menyebabkan kekhawatiran dan kepanikan yang berlebihan. Kota New York aman dan terkendali. 

Masyarakat juga menjalani hidupnya secara normal seperti biasa. Bahkan sudah memasuki fase ketiga pembukaan (opening) dari Covid 19. 

Saya adalah bagian dari “Clergy Liaison” atau penasehat kerohaniaan di NYPD.  Seminggu sekali kami mengadakan rapat mingguan (saat ini via zoom). Kami mendapatkan briefing mingguan tentang hal-hal yang terjadi. Karenanya apa yang saya sampaikan itu merupakan informasi dari tangan pertama.

Demikian dan salam. (*)

Imam Shamsi Ali  adalah Presiden Nusantara Foundation USA.
×
Berita Terbaru Update