Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Diaspora Diminta Waspada Xenofobia, Dua Remaja WNI Diserang di Philadelphia AS

Saturday, March 27, 2021 | 20:41 WIB Last Updated 2021-03-27T13:44:19Z

 

Rekaman CCTV penyerangan terhadap 2 WNI di Philadelphia.


PHILADELPHIA (DutaJatim.com) - Selama beberapa hari kekerasan rasial bermotif kebencian terhadap warga Asia di Amerika Serikat, diaspora Indonesia masih aman-aman saja. Namun kini orang -orang white supremacy yang tak lain warga garis keras AS semakin ngawur saja. Kini mereka juga menyasar diaspora Indonesia

Dua remaja Indonesia-Amerika pun menjadi korban serangan di stasiun kereta di Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat. Karena itu Kementerian Luar Negeri (Kemlu) meminta para WNI di AS meningkatkan kewaspadaan akan bahaya xenofobia--kebencian terhadap orang asing--di mana dalam kasus ini mereka tidak suka orang keturunan China yang dituduh biang pandemi Covid-19.


Kedua korban yang masih remaja yang tidak disebutkan identitasnya itu menceritakan kejadian yang dialaminya kepada NBC. 


Seperti dilansir dari tayangan NBC, Jumat (26/3/2021), dua remaja itu awalnya sedang menunggu kereta di Stasiun SEPTA's City Hall.

Mereka mengatakan mendadak ada empat anak perempuan yang melakukan bullying kepada keduanya. Sepotong peristiwa itu sempat direkam dengan ponsel.

"Salah satu perempuan itu menampar temanku di sisi kanan wajahnya dan dia mulai menangis. Perempuan lain menampar sisi kiri wajahku beberapa kali sampai saya jatuh," kata salah satu remaja Indonesia itu.


Peristiwa itu disebut terjadi pada Minggu (21/3/2021). Mereka mengatakan saat itu ada 15-20 orang lain di stasiun tersebut, namun sekelompok perempuan itu hanya menarget orang-orang Indonesia.


 Ini kejadian pertama dialami WNI, sebelumnya dialami warga Malaysia, Korea, China, dan Thailand, yang mirip orang China dengan kulit putih bermata sipit. Secara membabi buta warga AS aktremis itu menyebut mereka biang mewabahnya virus Corona.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) juga mengungkap kronologi serangan terhadap dua orang remaja warga negara Indonesia (WNI) di Amerika Serikat (AS).

"Penyerangan dilakukan oleh sekelompok remaja putri warga African American saat kedua korban tengah menunggu kereta di stasiun City Hall Philadelphia," kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu RI Judha Nugraha kepada wartawan, Sabtu (27/3/2021).

Dia mengatakan peristiwa itu terjadi pada 21 Maret 2021. Dua orang WNI yang menjadi korban penamparan itu adalah perempuan berinisial N (18) dan M (17).

"Para korban juga mendapatkan serangan verbal," katanya.

Judha menyebut kedua korban tidak mengalami luka fisik. Meski demikian, keduanya disebut mengalami syok.

"Para korban tidak menderita luka fisik, namun mengalami syok. Kejadian ini telah dilaporkan ke pihak berwajib," katanya.

Judha mengatakan KJRI New York telah melakukan penanganan, antara lain menghubungi kantor Wali Kota Philadelphia untuk meminta informasi mengenai tindak lanjut penanganan kasus itu.

"Untuk sementara, kasus ini dikategorikan sebagai tindakan harassement dan bullying. Polisi Philadelphia sedang menyelidiki rekaman CCTV kejadian dimaksud untuk menentukan apakah kasus ini bermotif rasial/kebencian terhadap etnis tertentu," ujarnya.


Waspada Xenofobia di AS

Sementara itu, KJRI setempat mengingatkan para WNI di sana untuk meningkatkan kehati-hatian.

"KJRI NY dan perwakilan RI di AS lainnya terus mengingatkan WNI untuk meningkatkan kehati-hatian atas kecenderungan meningkatnya xenophobia di AS," kata juru bicara Kemlu Teuku Faizasyah, Sabtu (27/3/2021).

Menurut kamus Mirriam Webster, 'xenophobia' adalah ketakutan dan kebencian terhadap orang asing atau orang luar atau apa pun yang asing atau dari luar.

Merespons kejadian itu, KJRI telah melakukan koordinasi dengan otoritas setempat. KJRI akan meminta informasi yang sebenarnya.

"KJRI New York telah menghubungi perwakilan kantor Wali Kota Philadelphia untuk menyampaikan keprihatinan (concern) serta meminta informasi mengenai tindak lanjut penanganan kasus dimaksud," kata Faizasyah.

Faizasyah mengatakan, berdasarkan keterangan kepolisian setempat, serangan itu masuk dalam kategori bullying. Namun otoritas setempat tengah menyelidiki rekaman CCTV yang ada.

"Pihak kepolisian informasikan bahwa untuk sementara kasus ini K sebagai tindakan harassment dan bullying," katanya. (det/wis)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update