Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Perubahan STIE Perbanas Surabaya Jadi UHW Dinilai Istimewa, Masyarakat Diimbau Belajar Ilmu Bisnis di Kampus Ini

Friday, May 21, 2021 | 16:38 WIB Last Updated 2021-05-21T10:13:17Z

 


SURABAYA (DutaJatim.com) -  Sejumlah pihak kagum dan bangga atas cepatnya izin transformasi atau perubahan perguruan tinggi, dari semula STIE Perbanas Surabaya menjadi Universitas Hayam Wuruk (UHW) Perbanas Surabaya. Pasalnya, keluarnya izin itu hanya butuh waktu setahun saja. Hal itu  membuktikan bahwa UHW sebagai perguruan tinggi benar-benar bonafide yang berkelas.

"Dengan perubahan tersebut, UHW dipastikan segera menusantara. Bahkan mendunia," kata Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL Dikti) Wilayah VII Jawa Timur, Prof. Dr. Ir Suprapto, DEA, kepada DutaJatim.com dan global-news.co.id seusai menyerahkan Surat Keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan  (Kemdikbud) RI Nomor: 12/E/O/2021, tanggal 9 April 2021 Tentang Perubahan Bentuk Perguruan Tinggi, dari STIE Perbanas Surabaya  menjadi Universitas Hayam Wuruk.

Acara ini berlangsung di Kampus UHW di Gedung A Kampus Wonorejo, Jumat (21/5/2021) pagi tadi.

Tampak hadir dalam acara tersebut, antara lain Pembina Yayasan Elsye Agustiana (sekretaris) dan Untung Jusak (anggota). Dari Pengurus Yayasan hadir Herman Halim (Ketua Umum), Theo MP Nugroho (sekretaris), Djaki Djajaatmadja (bendahara). Lalu dari Pengawas Yayasan hadir Suprapto (Ketua). Dari BPH hadir Anita Prasetio (Ketua Harian). Dari Ketua SPI, Jimmy Harto.

Selain itu juga ada Rektor UHW Dr Yudi Sutarso SE MSi,  beserta sejumlah jajarannya. Juga hadir Ketua Senat UHW
Prof. Dr. Drs. Ec. Abdul Mongid, MA., Ph.D. Acara yang penuh protokol kesehatan ini juga berlangsung secara virtual.

Perubahan dari STIE Perbanas Surabaya ke UHW yang pengurusan izinnya hanya satu tahun termasuk cepat sekali. Ada yang lama, tetapi untuk UHW meski dalam masa pandemic covid-19, prosesnya termasuk cepat. 

"Apa artinya? Itu dikarenakan memang perguruan tinggi ini bagus. Mempunyai kualitas yang baik sebagai perguruan tinggi. Ini merupakan hasil kerja keras yayasan dan akademika-nya," katanya.

Prof. Suprapto (kiri) menyerahkan Surat Keputusan kepada Herman Halim (tengah) didampingi Yudi Sutarso (kanan).


Menurut Suprapto, dirinya baru pertama kali ini menghadiri acara penyerahan SK perubahan tersebut. Ini benar-benar istimewa, karena yang diserahkan tersebut perguruan tingginya istimewa juga. Di Jatim terdapat 139 STIE, dan STIE Perbanas Surabaya menempati ranking teratas. Di tingkat nasional jumlah perguruan tinggi itu sekitar 3.678, dan STIE Perbanas Surabaya masuk 100 besar. Meski STIE merupakan sekolah tinggi tetapi bisa mengalahkan universitas dalam hal mutu. 

"Secara nasional, pada 2020, STIE Perbanas Surabaya berada di ranking 85. Hebat. STIE Perbanas yang saat ini sudah menjadi UHW di Jatim merupakan barometer kualitas pendidikan di perguruan tinggi," katanya lagi.

Suprapto merasa bangga dengan prestasi perguruan tinggi ini. Dia yakin setelah menjadi UHW, energi perguruan tinggi ini akan semakin kuat. UHW akan mudah menusantara, karena pengurusnya solid, sehingga melahirkan perguruan tinggi yang berkualitas dan siap bersaing dimasa globalisasi.

"Perangkat yang ada di UHW sangat memungkinkan perguruan tinggi ini untuk bersaing di tingkat nasional.
Saya berharap, bagi masyarakat Jatim yang ingin memperdalam ilmu bisnis tidak perlu kemana-mana. Cukup di UHW. Juga demikian bagi masyarakat lainnya, khususnya masyarakat Indonesia Timur yang ingin belajar ekonomi bisnis cukup ke UHW saja," katanya.

Hayam Wuruk itu, nama Raja Majapahit Ke-4 dengan Patih Gajah Mada. Dimasa pemerintahannya, karajaan ini berhasil menyatukan nusantara. Jadi nama UHW, mengingatkan kita pada kejayaan Majapahit dan kejayaan nusantara. 

"Saya yakin UHW akan berjaya di bumi  nusantara. Bahkan pada saatnya nanti akan mendunia. Mengapa? Karena perguruan ini dikelola secara professional," pungkasnya.

Menjawab Zaman

Sementara itu, Drs. Ec. Herman Halim MBA, Ketua Yayasan Pendidikan Perhimpunan Bank Umum Nasional Swasta Jawa Timur (yayasan yang menaungi UHW) mengatakan, pengurus yayasan beserta akademika mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu keluarnya izin perubahan tersebut.

Sudah barang tentu, kata Herman yang juga Dirut Bank Maspion itu, dengan berubahnya perguruan ini menjadi universitas memerlukan kerja keras lagi. Terutama untuk menjawab tantangan zaman sekarang yang serba digital. Khususnya di perbankan yang terus berubah ke digitalisasi.

 “Kami akan menjawabnya hal itu dengan terus berubah ke arah yang lebih baik dan maju," katanya.

Dia mengatakan, perubahan nama ini merupakan tonggak sejarah. Mengapa? Dengan nama universitas, yayasan bersama civitas akademika akan terus bahu membahu menggapai mimpi. Mimpi sebuah universitas yang maju, guna menuju pendidikan masa depan yang berbasis digital.

"Ini merupakan kebahagiaan tersendiri bagi kita semua. Perguruan tinggi yang sudah berusia lebih dari setengah abad hadir di dunia pendidikan di negeri Indonesia. Pengurus berharap, kampus yang dinaunginya tersebut semakin maju dan akan menjadi lebih baik," katanya.


Spirit Hayam Wuruk


Di tengah sejumlah perguruan tinggi lainnya melakukan pengencangan ikat pinggang, karena pandemi covid-19, Yayasan beberapa waktu lalu meresmikan Gedung Baru di Kampus Wonorejo, tepatnya di JL. Wonorejo Utara 16 Rungkut, Surabaya.

Dr Yudi Sutarso SE MSi, Rektor UHW mengatakan, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada LL Dikti Jatim yang telah banyak membantu dalam perubahan dari STIE Perbanas Surabaya menjadi UHW. Juga dia mengucapkan terima kasih kepada yayasan yang mempunyai komitmen tinggi untuk sebuah kemajuan. Sudah barang tentu untuk kemajuan perguruan tinggi ini.

Mengapa memilih nama Universitas Hayan Wuruk?  "Kami memilih nama Hayam Wuruk, karena spiritnya. Pertama, spirit kejayaan. Kejayaan nusantara dimana terjadi saat Raja Hayam Wuruk, Raja Majapahit memerintah. Spirit kedua, yakni spirit ke Indonesia-an. Hayam Wuruk itu asli Indonesia. Spirit ketiga, yakni spirit saat Hayam Wuruk memimpin. Bhinneka Tunggal Ika itu menusantara sejak pemerintah Raja Hayam Wuruk," katanya.

Saat ini kampus bisnis ini memiliki 2 fakultas. Pertama, Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang terdiri dari S1 Akutansi, S1 Manajemen, S1 Ekonomi Syariah, D3 Akutansi, D3 Perbankan dan Keuangan dan S2 Magister Manajemen. 

Kedua, yakni Fakultas Teknik dan Desain yang menaungi tiga program studi baru, yaitu S1 Teknik Informatika, S1 Sistem Informasi, dan S1 Desain Komunikasi Visual (Gatot Susanto)



No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update