Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Rapat Pengurus Baru Muslimat NU Jepang, Gus Hayid Ingatkan Perempuan Harus Berperan dalam Membentuk Peradaban

Tuesday, March 8, 2022 | 08:02 WIB Last Updated 2022-03-08T02:44:35Z
Maryami Yuliana Kosim Ns.Mkep.

TOKYO (DutaJatim.com) - Pengurus Cabang Istimewa Muslimat Nahdlatul Ulama (PCI  MNU) Jepang mengadakan Rapat Kepengurusan Periode 2022-2027 secara daring melalui zoom pada Sabtu 5 Februari  2022. Acara ini juga untuk memilih ketua PCI MNU yang baru periode 2022-2023 di mana terpilih sebagai ketua adalah Maryami Yuliana Kosim Ns.Mkep.


Ketua PCI Muslimat NU Jepang sebelumnya, Ibunda Nadia, berterima kasih kepada Gus Hayid yang memberi materi dalam acara tersebut. Ibunda Nadia  mengharapkan acara tersebut berkah. "Semoga semua yang kita cita-citakan bersama bisa terwujud," katanya.


Dalam taushiyahnya, KH Muhammad Nur Hayid MM (Gus Hayid) memuji ibu-ibu Muslimat NU Jepang. Gus Hayid mengatakan, sekarang banyak muslimat tapi bukan NU karena itu harus disebut jelas, yakni PCI Muslimat NU Jepang. Dia lalu menjabarkan betapa pentingnya peran perempuan, khususnya Muslimat NU, dalam Islam yang sangat luar biasa dihargai, terecord, tercatat, tersimpan dengan rapi dalam sejarah. Gus Hayid lalu menunjukkan kitab karya para ulama Al-Azhar berjudul Peran Perempuan dalam Membangun Masyarakat.

KH Muhammad Nur Hayid MM (Gus Hayid)

Menurut para masyayihk Al Azhar, peran perempuan tidak sebatas membantu suami dalam keluarga dan mencari uang. Srikandi Muslimat NU perannya sangat besar, sehingga bukan hanya melahirkan anak saja meski peran ini wajib dan harus ikhlas. 


"Selain berperan dalam keluarga, membahagiakan suami, Rasulullah SAW juga memberikan izin kepada perempuan berperan dalam pendidikan, mencari ilmu. Seorang ibu merupakan pendidikan pertama bagi anak-anak.  Jadi baik tidaknya generasi yang akan datang, baik tidaknya anak-anak kita, semua di tangan ibu. Ya para muslimaaatun ini. Para perempuan muslimah. Mereka setia mendampingi suami, membahagiakan suami, memberi pengayoman bagi anak-anaknya, juga membantu kebutuhan ekonomi keluarga, selanjutnya berperan dalam peradaban," katanya. 


Peserta rapat via zoom berfoto bersama Gus Hayid.


Pertama, di bidang tarbiyah, sebab ini harus selesai di tangan ibu, sehingga melahirkan anak-anak yang berakhlak, memberikan teladan bagi anak-anaknya. "Seperti dikatakan Rasul saat ditanya Sahabat, siapa yang paling afdol dan harus dihormati, pertama kata Beliau adalah ibumu. Para sahabat tanya lagi siapa selanjutnya, lalu Beliau menjawab, ibumu. Sahabat tanya lagi siapa selanjutnya, juga masih dijawab, ibumu. Jadi, disebut tiga kali oleh Rasulullah," katanya.


Hal ini biasanya jadi guyonan di antara para lelaki untuk mencari "dalil" poligami. "Kalau saya ngaji bersama bapak-bapak jadi guyonan, bahwa para lelaki sebenarnya bisa didampingi tiga perempuan. Tapi jangan ditafsirkan macam-macam. Tafsir bahaya. Hanya saja, saya perlu ingatkan, bahwa poligami itu mau tidak mau merupakan syariat Islam. Jangan tidak setuju dengan syariatnya, tapi tolaknya sikap-sikapnya para lelaki poligami yang tidak bisa adil sebab syarat poligami dalam Al Quran itu harus adil. Tapi kalau bisa adil, ya sesuai syariatnya dibolehkan. Saya sendiri istri masih satu," katanya.


Mbak Ami selaku pembawa acara kemudian menyela,"Sebenarnya lelaki kan sudah didampingi tiga perempuan. Siapa saja? Sudah ada istrinya, ibunya sendiri, dan ibu mertua hehehe," katanya, bercanda tapi penuh makna.


Kedua, Gus Hayid menegaskan bahwa peran seorang perempuan juga terkait pembentukan bangsa sebab melahirkan generasi bangsa. Artinya, kalau ingin melihat suatu bangsa itu baik, lihatlah perempuannya. "Kalau moralnya rusak, lihat juga pasti karena perempuannya, pasti anak-anak itu dilahirkan perempuan yang tidak baik," katanya.


Maka Muslimat NU Jepang harus jadi pendamping suami dan jadi pejuang tarbiyah, pejuang dakwah Islamiyah yang berakhlakul kharimah. "Jangan sebaliknya, jangan malah memberi citra negatif pada Islam," ujarnya. (gas)

Video Zoom Rapat Pengurus Muslimat NU Jepang:


No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update