Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Longsor di Lintas Gumitir, Masyarakat Diminta Mewaspadai Cuaca Ekstrem

Monday, October 24, 2022 | 12:23 WIB Last Updated 2022-10-24T05:26:56Z

 

Longsor di kawasan Gumitir.

BANYUWANGI (DutaJatim.com) -  Hujan deras disertai angin kencang melanda wilayah Provinsi Jawa Timur, mengakibatkan kerusakan pada rumah warga, banjir, hingga infrastruktur seperti jalan mengalami longsor. Banjir dan angin kencang yang merusak rumah warga terjadi antara lain di wilayah Sidoarjo. Sedang jalan utama Jember - Banyuwangi longsor di kawasan Patung Gandrung Gumitir Minggu (22/10/2022).

Untuk itu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan, agar warga di Jawa Timur jangan lengah. Karena seluruh daratan yang memiliki garis pantai dimungkinkan kena dampak cuaca ekstrem. 

"Warga masyarakat harus terus berhati-hati menghadapi cuaca ekstrem sekarang. Terutama warga yang tinggal di bibir pantai dan lintasan sungai-sungai besar, harus bersiap untuk mengantisipasi kemungkinan cuaca buruk, angin dan banjir!" ungkap Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, kepada wartawan di Jakarta. 

Kejadian di Kota Petis (Sidoarjo), kata Abdul Muhari dari BNPB, termasuk di kawasan Gunung Gumitir Kabupaten Banyuwangi-Jember, maka para pengguna jalan tetap selalu waspada. Jika tidak terdesak kepentingan keluar rumah, sebaiknya warga tinggal di rumah selama turun hujan. Karena sepanjang catatan BNPB, kini cuaca ekstrem sering turun hujan disertai angin kencang dan kejadian tanah longsor juga menerpa kawasan bagian Timur Provinsi Jawa Timur.  Kejadian. Tanah longsor pun terjadi di wilayah perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Jember. Yakni terjadi di sepanjang Lintas Gumitir, tepatnya di atas Patung Gandrung. 

Laju kendaraan dari dua arah yang berlawanan sempat terganggu. Mulai dari wilayah Kecamatan Kalibaru (arah dari Banyuwangi) sampai dengan wilayah Kecamatan Sempolan (dari arah Jember). Lokasi longsor tepat di tikungan Lintas Gumitir sepanjang sekitar 60 meter.

Keadaan longsor itu sempat membuat lalu lintas terhambat dan macet dari arah Timur Banyuwangi maupun dari arah Barat Jember. Karenanya petugas kepolisian memberlakukan kendaraan dari dua arah dengan sistem buka tutup. 

Waspada

Ketika fenomena cuaca ekstrem ini dikonfirmasikan kepada pihak BNPB di Jakarta, maka pejabat yang berkompeten mengemukakan, agar anggota masyarakat  di sejumlah daerah waspada akan potensi bencana banjir hingga angin kencang serta  ombak tinggi di lautan sejak awal Oktober 2022. Hal ini akibat cuaca ekstrem yang datang secara tiba-tiba di kawasan tertentu. Terutama dihimbau bagi warga masyarakat yang bermukim di daerah 'langganan' terdampak banjir, diterjang angin kencang atau Puting Beliung.

Angin kencang merusak rumah warga.

Bahkan warga nelayan yang bermukim di pesisir, juga diingatkan agar lebih berhati-hati untuk melaut dan waspada terhadap ancaman banjir. Warga pesisir juga diingatkan agar dapat mengantisipasi kemungkinan bakal terjadi pasang naiknya air laut ke permukiman di pesisir. 

BNPB, kata Abdul Muhari dalam Disaster Briefing di Jakarta, menyebutkan saat ini sesuai prakiraan cuaca September Dasarian III yang masih berlangsung, wilayah Kalimantan Barat bagian barat, Kalimantan tengah bagian Selatan dan Jawa Barat. Karenanya diperlukan kewaspadaan dari semua pihak.

Lebih lanjut Abdul Muhari mengatakan, memasuki Oktober Dasarian I, secara umum curah hujan tidak terlalu signifikan. Kecuali Papua di bagian Tengah, salah satunya di wilayah Timika, yang diperlukan kewaspadaan.

Abdul Muhari juga mengimbau, agar masyarakat di wilayah tersebut untuk waspada terhadap kemungkinan bencana banjir bandang dan tanah longsor.

Sebab, dalam beberapa tahun terakhir, Papua sering dilanda bencana banjir dan longsor, seperti yang paling signifikan terjadi di Sentani, Kabupaten Jayapura pada 2019.

Selain itu, himbauan juga ditekankan Abdul Muhari untuk wilayah Kalimantan. Khususnya warga yang bermukim di sepanjang hulu aliran Sungai Kapuas. Jika hulunya terdampak banjir, dapat berpotensi banjir di wilayah Katingan hingga Pontianak.

Apalagi Sungai Kapuas sepanjang hampir seribu dua ratus kilometer itu memiliki perbedaan elevasi dari hulu hingga ujung laut sekitar lebih dari dua puluh meter, yang bisa terbilang datar.

Pejabat BNPB ini mengatakan, membahayakan bagi masyarakat yang di hilir. Apalagi laut pasang, sehingga akan datar dan tidak akan mengalir, cukup penting diwaspadai.

Jawa dan Sumatera

Sedangkan untuk wilayah Sumatera dan Jawa, wilayah tersebut terbilang relatif terdampak cuaca ekstrem tersebut selama Oktober ini. Namun hal itu diharapkan tidak mengurangi kesiapsiagaan pemerintah daerah dan masyarakat. 


Banjir di Sidoarjo.

Abdul mengingatkan agar masyarakat di sepanjang daerah aliran sungai untuk mengecek apakah ada sumbatan-sumbatan di lokasi tersebut.

Masih kata Abdul Muhari, berkaca dari kejadian banjir dan tanah longsor di Kota Batu, Jawa Timur, pada pertengahan tahun 2021 lalu, diakibatkan air yang melimpah disebabkan sumbatan dari pohon-pohon yang masuk ke aliran sungai. 

Dia mengatakan dalam sejarahnya, wilayah tersebut tidak pernah terjadi bencana banjir hingga longsor. Saat terjadi sumbatan pohon di aliran sungai dan membentuk bentang alam, aliran air penuh dan melimpah hingga tidak kuat menahan. Sehingga kayu-kayu ikut terseret bersama  air dan menyebabkan bencana. (sos)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update