Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Cara Sederhana Bersihkan Air dengan Biji Kelor

Friday, October 21, 2011 | 22:55 WIB Last Updated 2011-10-25T18:40:01Z
Sang pembersih air kotor


KELORternyata merupakan pohon bermanfaat untuk penjenihan air kotor. Penelitian dari The Environmental Engineering Group di Universitas Leicester, Inggris, telah lama mempelajari potensi penggunaan berbagai koagulan alami dalam proses pengolahan air skala kecil, menengah, dan besar dengan memanfaatkan tepung biji tanaman Moringa Oleifera (pohon kelor.)
  
Cara penggunaannya  biji kelor dibiarkan sampai matang atau tua di pohon dan baru dipanen setelah kering. Biji dipisahkan dari kulitnya kemudian ditumbuk sampai halus sehingga dapat dihasilkan bubuk biji kelor. Jumlah bubuk biji moringa atau kelor yang diperlukan untuk pembersihan air bagi keperluan rumah tangga sangat tergantung pada seberapa jauh kotoran yang terdapat di dalamnya. Untuk air sebanyak 20 liter (1 jeriken), diperlukan jumlah bubuk biji kelor 2 gram atau kira-kira 2 sendok teh (5 ml).
   Tambahkan sedikit air bersih ke dalam bubuk biji sehingga menjadi pasta. Letakkan pasta tersebut ke dalam botol yang bersih dan tambahkan ke dalamnya satu cup (200 ml) lagi air bersih, lalu kocok selama lima menit hingga campur sempurna. Dengan cara tersebut, terjadilah proses aktivitasi senyawa kimia yang terdapat dalam bubuk biji kelor.
   Saringlah larutan yang telah tercampur dengan koagulan biji kelor tersebut melalui kain kasa dan filtratnya dimasukkan ke dalam air 20 liter (jeriken) yang telah disiapkan sebelumnya. Kemudian diaduk secara pelan-pelan selama 10-15 menit.
    Selama pengadukan, butiran biji yang telah dilarutkan akan mengikat dan menggumpalkan partikel-partikel padatan dalam air beserta mikroba dan kuman-kuman penyakit yang terdapat di dalamnya sehingga membentuk gumpalan yang lebih besar yang akan mudah tenggelam mengendap ke dasar air. Setelah satu jam, air bersihnya dapat diisap keluar untuk keperluan keluarga.
   Proses pembersihan tersebut menurut hasil penelitian mampu memproduksi bakteri secara luar biasa, yaitu sebanyak 90-99,9% yang melekat pada partikel- partikel padat. Hal itu sekaligus menjernihkan air, yang relatif aman (untuk kondisi serba keterbatasan) serta dapat digunakan sebagai air minum masyarakat setempat.
   Namun beberapa mikroba patogen masih ada peluang tetap berada di dalam air yang tidak sempat terendapkan, khususnya bila air awalnya telah tercemar secara berat. Idealnya bagi kebutuhan air minum yang pantas, pemurnian lebih lanjut masih perlu dilakukan. Misalnya, dengan cara memasak atau penyaringan dengan cara filtrasi pasir yang sederhana. (bdh, dari forum desa)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update