Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tikar dari Wajak untuk Bungkus Mayat

Tuesday, October 25, 2011 | 00:24 WIB Last Updated 2011-10-25T18:00:05Z
Perajin mendong saat mendapat pelatihan.

MALANG - Selama ini perajin mendong yang ada di Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, selalu monoton dalam menghasilkan kerajinan yang berbahan baku mendong. Itulah sebabnya Dinas Perdagangan Prindustrian dan Pasar (Disperindag Pasar) dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekrasda) memberikan pelatihan kepada mereka.

Pelatihan itu digelar bekerjasama dengan Perindag Tasikmalaya. Pesertanya 50 perajin mendong dari Kecamatan Wajak. Pelatihan ini dimaksudkan agar mendong yang dihasilkan perajin Wajak tidak hanya dijual setengah jadi dan berupa tikar.

"Meski saat ini tikar yang dari Wajak sudah mencapai ekspor, tapi hanya untuk membungkus mayat di Afrika dan timur tengah," ungkap Rudianto Kadis Perindag Pasar, kemarin.

Rudi, juga menjelaskan apa yang selama ini dilakukan oleh perajin tidak monoton, maka diberilah pelatihan dengan tujuan untuk meningkatkan penghasilan mereka dan yang terutama untuk menimbulkan produk unggulan dari Kecamatan wajak. Harapannya, mereka juga bisa memiliki daya saing di pasaran yang ada, baik itu pasaran dalam kota maupun luar kota kalau bisa yang menuju peluang ekspor yang selama ini sudah dilakukan.

"Pelatihan yang diberikan kepada mereka terkait cara pemintalan tikar mendong, pewarnaan, pembuatan kerajinan dari mendong dan pemodalan usaha" kata Rudianto.

Memang selama ini, lanjutnya, mereka sudah melakukan pemintalan tapi mesin yang digunakan hanya 2 pinjakan, namun yang dilakukan di Tasikmalaya itu sudah menggunakan peralatan tenun bukan mesin ( ATBM) 4 injakan sehingga hasilnya lebih bagus dan memiliki nilai jual yang tinggi.

"Sama-sama tikarnya kalau di wajak harganya cuma Rp 15.000 sedangkan tikar dari Tasik harganya Rp 65.000, padahal bahan bakunya sama," terang Rudi.

Perlu diketahui perajin yang ada di Tasikmalaya itu jumlahnya mencapai 1.543 yang terkelompok menjadi 22 sentra dan menyebar di 22 desa pada 9 kecamatan dan bisa menyerap tenaga kerja sebanyak 7.134 orang sedangkan nilai produksinya mencapai Rp 42,804 milyar. Padahal untuk wilayah tasik sendiri sangat sedikit menghasilkan bahan baku, sehingga harus dipenuhi dari banten, Sukabumi dan Kabupaten malang.

Sedangkan kabupaten malang terutama di kecamatan wajak merupakan sentra penghasil mendong, dengan total lahan yang ada disana seluas 400 ha. Dengan hasil 6.000 kg/ha. Namun jumlah perajinnya hanya sebanyak 476 unit usaha, penyerapan tenaga kerja sebanyak 670 orang saja dan kapasitas produksi dalam satu tahun hanya 890.000 kg dan nilai produksi sebesar Rp 3.486.000.000/tahun. Hal ini sangat jauh sekali perbandingannya dengan Tasikmalaya, oleh karena itu mereka diberi pelatihan terkait kerajinan mendong dengan mendatangkan 4 orang.

Pelatihan ini untuk menciptakan perajin yang bisa menghasilkan kerajinan yang memiliki mutu dan profesional. maka dari itu perlu adanya bantuan berupa pelatihan teknis peningkatan mutu produk dan diversifikasi produk serta bantuan peralatan, sehingga nantinya dapat tercipta perajin yang handal dan eksis dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif. *dm

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update