Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Parpol Pendukung Karsa Pecah Kongsi

Wednesday, March 13, 2013 | 00:02 WIB Last Updated 2013-03-12T17:02:24Z



SURABAYA - Dominasi dukungan pasangan calon incumbent Soekarwo-Saifullah Yusuf (Karsa) pada Pilgub Jatim 2013 dari Parpol non kursi yang tergabung dalam Aliansi Parpol Non Parlemen (APNP) Jatim ternyata masih patut dipertanyakan kebenarannya.

Pasalnya, di antara 23 parpol non parlemen yang diklaim APNP Jatim telah mendukung Karsa, membantah karena dukungan itu belum mengikat secara hukum dan hanya komunikasi awal terhadap calon-calon yang akan ikut meramaikan proses suksesi kepemimpinan lima tahunan di Provinsi Jatim.

Ketua Majelis Imarah PW Partai Matahari Bangsa (PMB) Jatim, Syafrudin Budiman SIp mengaku kalau sampai saat ini partainya maupun sejumlah partai lain yang tergabung dalam APNP Jatim belum memberikan dukungan resmi kepada salah satu pasangan calon yang akan ikut running Pilgub Jatim 2013. Termasuk dengan Karsa, karena itu sifatnya baru komunikasi awal saja.

"Memang ada dukungan ke Karsa, tapi itu hanya sebatas komunikasi awal, dan belum mengikat secara hukum antara sejumlah Parpol non parlemen dengan Karsa," terang Syafrudin saat dikonfirmasi  Selasa (12/3).

Politisi muda asli Madura itu mengakui kalau beberapa Parpol non kursi juga menjalin komunikasi politik dengan Khofifah Indar Parawansa. "Dalam politik segala sesuatu mungkin saja terjadi, termasuk berubah mendukung Khofifah. Parpol akan memberikan dukungan kepada orang (calon) yang dianggap mampu memajukan dan menyejahterahkan rakyat Jatim," dalih Syafrudin.

Selain PMB, ada sekitar sembilan Parpol non kursi yang intensif menjalin komunikasi politik dengan Ketum PP Muslimat NU itu. Bahkan tidak menutup kemungkinan Parpol-Parpol tersebut nantinya akan berkoalisi dengan PKB untuk menutupi kekurangan dukungan suara supaya bisa memenuhi persyaratan 15% suara.

Modal awal dukungan yang dimiliki Khofifah berasal dari PKB yang memiliki perolehan 12,26% suara sah. Artinya, untuk bisa memenuhi persyaratan maju, mantan menteri pemberdayaan perempuan itu membutuhkan tambahan dukungan suara minimal 2,74%.

"Kalau 10 parpol non parlemen itu suaranya digabung, mencapai sekitar 5% lebih. Sehingga kalau digabung dengan perolehan suara PKB (12,26%) sudah melebihi persyaratan dukungan minimal 15% suara sah," tambah mantan ketua bidang sosial ekonomi DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ini.

Sayangnya, mantan sekretaris DPW PMB Jatim itu enggan menyebutkan siapa saja Parpol non kursi yang telah merapat ke Khofifah. Selain itu, pihaknya juga tidak mempermasalahkan siapa nantinya yang akan digandeng Khofifah sebagai wakilnya. "Urusan Cawagub, kami serahkan sepenuhnya kepada Khofifah," imbuhnya.

Sementara menurut sumber terpercaya mengatakan bahwa perpecahan di tubuh APNP Jatim itu dipicu adanya upaya kudeta terhadap ketua APNP Jatim lama yang dijabat H Iskandar (ketua DPW PPNUI Jatim), dilakukan oleh Jailani (Ketua DPD Partai Barnas) dan kawan-kawan. Sehingga sebagian anggota APNP yang tak setuju dan menolak bergabung dengan APNP dibawah kepemimpinan Jailani.

Bahkan dukungan 23 Parpol non kursi yang sudah diserahkan ke KPU Jatim, lanjut sumber tersebut, tidak semuanya ditandatangani oleh ketua dan sekretaris masing-masing Parpol. Melainkan hanya ditandatangani oleh wakil ketua dan wakil sekretaris, sehingga keabsahannya masih diragukan.  "Dari 26 parpol non parlemen di Jatim, sebagian masih mengakui kepemimpinan H Iskandar. Sehingga mereka menolak bergabung dengan APNP pimpinan Jaelani karena dinilai tidak sah," ungkap sumber tersebut. * dumas

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update