Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Menunggu Gebrakan Menteri Termuda Nadiem Anwar Makarim

Tuesday, October 22, 2019 | 10:00 WIB Last Updated 2019-10-22T03:00:34Z

     (foto: Antara)

JAKARTA (DutaJatim.com) - Presiden Jokowi memilih seorang menteri yang masih sangat muda tapi memiliki pemikiran cemerlang. Dialah founder Gojek, Nadiem Makarim. Nadiem Anwar Makarim nama lengkapnya.

Pria kelahiran Singapura pada 4 Juli 1984 dari pasangan Nono Anwar Makarim dan Atika Algadri itu menghentak dunia digital dengan Gojek yang sangat fenomenal. Kiprahnya sungguh bersejarah sebab banyak hal berubah setelah ada Gojek. Pasti Anda sudah merasakan bukan?

Nadiem merupakan putra seorang aktivis dan pengacara terkemuka. Sementara sang ibu seorang penulis lepas. Kedua orang tuanya yang membentuk karakternya sebagai pengusaha yang tangguh.
Melihat para tokoh yang dipanggil ke Istana untuk diberi amanah oleh Presiden Jokowi sebagai menteri, usia Nadiem-lah yang paling muda, yakni 35 tahun. 

Banyak orang memuji capaiannya. Setelah Gojek, kini langsung melejit masuk Kabinet. Itulah gunanya yang muda yang berkarya. Itulah kenapa anak muda jangan menunggu terlalu lama untuk bekerja dan berkarya. Nadiem contoh anak muda yang berkarya tersebut. Jangan lagi contoh istilah yang muda yang bercinta. Sebab, itu sudah kuno!

Nadiem berkiprah di dunia bisnis sejak muda. Mendirikan Gojek pada tahun 2010 saat usianya masih 26 tahun.  Setelah lulus dengan gelar MBD dari Harvard, Nadiem pada tahun 2006 bekerja sebagai konsultan di McKinsey & Co. Kala itu, umurnya baru 23 tahun. Namun, bapak satu anak ini harus melepaskan posisinya sebagai CEO di Gojek sebab dia seorang pejabat negara yang harus menghindari konflik kepentingan.
"Posisi saya di Gojek sudah mundur, sama sekali tidak ada posisi dan kekuasaan apa pun," katanya kepada wartawan di Istana.

Dia mengatakan menerima tawaran jabatan tersebut tanpa menyebutkan sektor yang akan dipimpinnya nanti. "Saya bersedia dan saya menerima," tegas Nadiem.

Nadiem menarik perhatian tak lepas dari perusahaan yang ia dirikan Gojek, di mana perusahaan itu telah menjelma sebagai decacorn yakni perusahaan dengan valuasi US$ 10 miliar atau setara dengan Rp 140 triliun (kurs Rp 14.000). 

Lalu apa yang dibicarakan Nadiem dengan Jokowi saat mereka bertemu di Istana Negara, Senin (21/10/2019).  Beberapa tema dibahas oleh Jokowi dan Nadiem, terutama mengenai visi misi pemerintahan untuk periode 2019-2024. 

"Kita mendiskusikan hal-hal mengenai visi ke depannya. Hal-hal yang lebih mendetail, mengenai visi presiden, seperti pengembangan SDM (sumber daya manusia), reformasi birokrasi, peningkatan investasi, dan lain-lain. Jadi, KPI-KPI (Key Performance Indicator) pemerintah dalam lima tahun ke depan," tuturnya.

Ditanyai soal gebrakan seperti inovasi di pemerintahan Jokowi periode keduanya ini, Nadiem mengatakan bahwa itu akan ia lakukan.  "Sudah pasti dan banyak sekali yang ingin saya lakukan untuk negara ini. Saya tidak bisa sebut semuanya sekarang," katanya.

Dalam kesempatan itu, Nadiem ditawari untuk mengisi salah satu menteri di pemerintahan Jokowi. Mengenai sektor apa yang akan dipimpinnya itu, Nadiem menyerahkan hal tersebut diungkapkan langsung oleh Jokowi saat pengumuman susunan kabinetnya Rabu besok.
"Beliau mempercayai saya dengan tanggung jawab ini dan saya menerima. Saya sangat senang sekali hari ini karena ini memang menunjukkan bahwa sebenarnnya kita siap maju ke depan dan siap berinovasi juga," tuturnya.

"Masalah posisi spesifiknya, saya belum boleh berbicara mengenai itu karena itu hak prerogatifnya presiden yang akan disebut Pak Presiden nanti," kata Nadiem melanjutkan.

Driver Gojek Menolak

Namun, masuknya Nadiem ke daftar calon menteri mendapat penolakan. Penolakan itu datang dari para mitranya sendiri yakni sopir atau driver ojek online (ojol). Para driver bahkan mengancam akan menggelar aksi besar-besaran jika Jokowi menjadikan Nadiem sebagai menteri. 

Ketua Presidium Nasional Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Igun Wicaksono mengatakan, driver ojol akan demo besar-besaran jika Jokowi tetap menjadikan Nadiem sebagai menteri. Aksi itu akan digelar di seluruh Indonesia.

"Apabila akhirnya Presiden Jokowi tetap menunjuk Nadiem sebagai salah satu menteri ya kami mungkin bisa melakukan aksi penolakan, pergerakan dari seluruh Indonesia. Pastinya yang disasar Presiden Jokowi sendiri," katanya Senin (21/10/2019).

"Kita sudah peringatkan jangan tunjuk Nadiem kalau tetap menunjuk pasti akan pergerakan ojol di seluruh Indonesia, penolakan Nadiem," ujarnya.

Igun menuturkan, saat ini dirinya sedang berkomunikasi dengan para driver yang lain. Dia menuturkan, aksi bisa digelar kapan saja, sebelum atau pun sesudah pengumuman menteri.

"Kami lagi konsolidasi dulu dengan temen-temen seluruh Indonesia, intinya kami akan penolakan. Konsolidasi dulu, apakah bisa sebelum pengumuman, sesudah pengumuman, atau saat pengumuman," terang Igun. (det/hud)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update