Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Selasa Dini Hari Demo Mereda, Polisi Bantah Sengaja Tembakkan Gas Air Mata ke Kampus Atma Jaya

Tuesday, October 1, 2019 | 03:32 WIB Last Updated 2019-09-30T20:32:40Z

Korban luka di Atma Jaya.

JAKARTA (DutaJatim.com) - Kerusuhan kembali terjadi di Jakarta pada Senin 30 September 2019. Aksi massa berlangsung hingga malam hari. Namun kemudian massa berangsur membubarkan diri hingga suasana kembali normal pada Selasa dini hari tadi. Hanya saja aparat keamanan masih menjaga sejumlah kawasan dengan ketat.

Misalnya di Jl. Penjaringan dekat Polsek Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Selasa (1/10) dini hari, sudah kondusif. Lalin pun lancar. Tidak ada lagi massa berkumpul. Tampak aparat gabungan berjaga di kawasan yang beberapa jam sebelumnya sempat menjadi ajang bentrokan hingga satu mobil yang terparkir di dekat Polsek sempat dibakar massa. Satu mobil dirusak.

Sebelumnya, massa memang dipukul mundur ke arah Balai Kartini. Sempat terjadi kericuhan di depan gedung LIPI, Jl Gatot Subroto. Namun polisi berhasil mengendalikan situasi.

Polisi dilaporkan memukul mundur massa dengan menembakkan gas air mata di sekitar Universitas Atma Jaya. Tembakan gas air mata itu rupanya mengarah ke posko evakuasi yang dibentuk di depan kampus Atma Jaya. 

Salah seorang anggota Famsi (Front Aksi Mahasiswa Atma Jaya), Natado Putrawan, mengatakan, peristiwa itu berawal saat massa dipukul mundur oleh polisi ke arah posko evakuasi yang berada di dekat Universitas Atma Jaya Senin malam sekitar pukul 19.00 WIB. Famsi saat itu telah menyampaikan bahwa ada posko di lokasi dekat massa.
"Massa aksi sedang digebuk, kita  menyiarkan ada posko farmasi. Kawan-kawan datang ke sini. Polisi masih menyasar gas air matanya kemari gitu," kata Natado, Senin (30/9/2019).

Padahal, kata dia, pihaknya sudah menyiapkan border di depan yang menunjukkan lokasi tersebut netral, sebab menjadi lokasi evakuasi. "Namun polisi masih terus menembakkan gas air mata mengarah ke masa aksi, yang juga mengarah ke pos evakuasi," katanya. 

Natado mengatakan polisi menembakkan gas air mata tanpa kalkulasi. Bahkan, kata dia, gas air mata juga sampai ke kawasan kampus.

"Polisi tanpa perhitungan. Apalagi ada gas air mata masuk pekarangan kampus," katanya. 

Dia mengatakan lokasi posko evakuasi berada di luar kampus. Namun, karena situasi semakin tak terkendali, pihaknya akhirnya masuk ke kampus. 

"Pihak kampus membukakan pintu karena sudah darurat sekali. Kita sudah bikin tenda di luar rapi, ada toilet umum juga dibikin sama pihak kampus dan ikatan alumni," katanya.

Natado menjelaskan, pihaknya berkumpul dengan mahasiswa dari sejumlah kampus lain. Lokasi itu ditetapkan sebagai  titik kumpul dan titik kembali saat beraksi ke DPR bersama Kasbi. "Posisinya begitu di Kasbi kita udah bolak-balik orasi dan kemudian kita dapat info rapat paripurna terakhir udah tunda RKUHP. Ya sudah kita milih kembali ke kampus," ujarnya. 

Tim medis yang berada di posko evakuasi berjumlah kurang-lebih 30 orang. Semua dapat dipastikan aman.

"Aman, aman. Ya paling ada korban pingsan tapi udah siuman," tuturnya. 
Polda Metro Jaya menegaskan pihaknya tak bermaksud menembakkan gas air mata ke arah Universitas Atma Jaya. Saat itu polisi hanya berupaya membubarkan massa yang berdekatan dengan posko evakuasi Atma Jaya.

"Mungkin polisi refleks karena melihat massa berlarian ke sana. Polisi tidak bermaksud menembak gas air mata ke arah Posko Farmasi Atma Jaya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, Selasa (1/10/2019) dini hari. (det/hud)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update