Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Balita Gizi Buruk Asal Lamongan Meninggal, Ini Pelajaran bagi Warga

Monday, January 20, 2020 | 08:24 WIB Last Updated 2020-01-20T01:24:16Z


LAMONGAN (DutaJatim.com) - Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Pasien gizi buruk Meilani Alfira Damayanti (2,8 tahun), balita asal Lamongan, akhirnya meninggal dunia. Sebelumnya Alfira harus dirujuk ke RSUD dr soetomo di Surabaya karena kondisinya semakin parah. Pengobatan balita dari keluarga tidak mampu ini sudah ditangani oleh Pemkab Lamongan. Tapi takdir bicara lain. Allah SWT memanggil Alfira.

Informasi dari Kepala Humas Rumah Sakit (RS) Dr Soetomo Surabaya, dr Pesta Parulian, Alfira meninggal gegara  Prolonged Fever serta gizi buruk.

” Meninggalnya Sabtu (18/01) kemarin, pukul 12.15 WIB. Pasien itu demam tinggi berkepanjangan, akibat gizi buruk yang dideritanya sehingga gampang sekali infeksi,” kata dr Pesta Parulian, Minggu (19/01/2020)

Menurut Pesta, Prolonged fever adalah demam berkepanjangan dengan kondisi tubuh dan suhu tubuh lebih dari 38C yang terjadi lebih dari 8 hari dengan penyebab yang sudah atau belum diketahui.
Dia mengungkapkan, sejak pasien itu dirujuk ke RS Dr Soetomo, Kamis (17/01). Pihak rumah sakit harus kejar-kejaran untuk memperbaiki infeksinya, namun gagal karena terlalu buruk kondisi pasiennya. ” Iya, sudah buruk kondisinya saat itu, kita sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi tuhan berkehendak lain,” kata Pesta-- panggilan akrab dr Pesta Parulian.

Jenazah pasien, kata dia, kemarin sudah dibawa pulang oleh pihak keluarga ke kampung halamannya untuk dimakamkan. Hal itu setelah dilakukan pemulasaran di kamar jenazah RSUD Dr Soetomo Surabaya.

Jaga Kesehatan

Seperti diberitakan sebelumnya, balita penderita gizi buruk asal Desa Latukan Kecamatan Karanggeneng Kabupaten Lamongan dengan berat badan hanya 4 kg itu sebelumnya sempat dirawat di RSUD Dr Soegiri Lamongan selama lima hari. 
Selanjutnya, pada hari Kamis (16/01) Meilani Alfira Damayanti balita 2,8 tahun tersebut, terpaksa dirujuk ke rumah sakit Dr Soetomo Surabaya, untuk menjalani pengobatan intensif selanjutnya.

Berdasarkan hasil evaluasi dari tim dokter RSUD Dr Soegiri Lamongan yang merawatnya, balita tersebut mengalami malabsorbsi, karena lambung, usus, hingga hormon pencernaan yang kemungkinan tidak berfungsi dengan semestinya. 

Sejumlah pihak menilai, balita ini terlambat dibawa ke RS sehingga kondisinya semakin parah. Karena itu, warga yang menghadapi masalah kesehatan diminta segera memeriksakan dirinya ke puskesmas agar mendapat pengobatan dan perawatan yang memadai.


 "Kasus Alfira ini dari keluarga tidak mampu sehingga mengabaikan masalah yang sangat penting, yaitu kesehatan. Kita bekerja keras cari uang buat apa kalau tidak sehat. Uang yang kita dapat akhirnya habis untuk berobat. Sama saja kan? Jaga kesehatan. Bagi masyarakat secara umum, bila tahu ada tetangga sakit, tolong dijenguk. Bila tidak mampu berobat, ada BPJS. Lalu warga bisa gotong royong saling membantu. Itulah ajaran agama," kata Zumrotin, warga Karanggeneng, Lamongan, Senin 20  Januari 2020. (ful)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update