Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Sedih dan Mengharukan, dr Djoko Judodjoko Meninggal Setelah Merawat Pasien Corona

Saturday, March 21, 2020 | 22:45 WIB Last Updated 2020-03-21T15:45:33Z


JAKARTA (DutaJatim.com) - Dunia kedokteran berduka. Di tengah bangsa dan negara dicekam wabah virus Corona, salah satu dokter terbaik dan senior di tanah air telah berpulang ke haribaan Tuhan YME.  Dokter Djoko Judodjoko meninggal dunia Sabtu 21 Maret 2020 diduga karena terinfeksi virus Corona atau COVID-19.

Kabar meninggalnya dr Djoko menjadi perhatian di dunia maya setelah disiarkan oleh Dokter Pandu Riono melalui akun Twitter pribadinya. Dokter Djoko meninggal Sabtu 21 Maret 2020. Beliau meninggal diduga akibat terinfeksi Virus Corona atau COVID-19.

Yang paling mengharukan, dokter Djoko disebutkan tertular virus corona saat menjalankan tugas mengobati pasien COVID-19 yang sedang mewabah di tanah air. Sungguh sangat sedih. Semoga kepahlawanannya di dunia kesehatan diganjar pahala surga.



"Selamat jalan Mas Koko, maafkan saya belum berhasil mendorong agar pemerintah @jokowi serius mengatasi pandemi covid19. Mas terinfeksi karena aktif beri layanan. Banyak petugas kesehatan yang terinfeksi dan pergi, minimnya APD sulit dimaafkan. Tidak cukup bicara, kita semua berbuat," tulis dr Pandu.




Selama ini dr Djoko dikenal merupakan dokter yang terkenal baik dan hebat di dunia medis. Riwayat hidupnya sebagai dokter juga kelas dunia.


Berdasarkan data riwayat kedokteran di situs resmi Rumah Sakit EMC Sentul City, Bogor, Dokter Djoko telah menimba segudang ilmu kedokteran di berbagai universitas ternama di Indonesia dan dunia.

Berikut riwayatnya:

Tahun 1976: Dokter Umum Fakultas kedokteran, Universitas Indonesia.

Tahun 1984: Microsurgey of the Cerebro Vascular Disease, The Fujita Health University, Japan.

Tahun 1985: Microsurgery of the Skull Base Tumor, di The Nordstadt Krankenhaous Hannover.

Tahun 1986:Dokter Spesialis Bedah Saraf, Universitas Padjajaran.

Tahun 1992: Posterior Spinal Fusion Surgery training, di Royal Perth Rehabilitation Center.

Tahun 1995: Stereotactic Functional Neurosurgery training, di Gunma University, Japan.

Tahun 1995: Microsurgery of the Cerebral Aneurysm training, di The Research Institute for the Brain and Blood Vessel, Akita, Japan.

Tahun 2002: Endoscopic Spine Surgery training, di University of Bordeaux, Perancis.

Tahun 2002: Spine Surgery and Instrumentation training, di St. Louis University, Missouri USA.

Tahun 2003: Endoscopic Spine Surgery training, di Allegheny General Hospital, Pittsburgh, USA.

Tahun 2003: Spine Surgery and Instrumentation training, di Uniformed Service University for the health sciences, US Navy, Bethesda USA.

Tahun 2005: Spine Surgery and Instrumentation training, di The Cleveland Clinic Foundation, USA. (hud/vvn)



No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update